Mohon tunggu...
Wina Afriyani Atika Putri
Wina Afriyani Atika Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate Literature Student of Universitas Indonesia

Mahasiswa Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mata Kuliah dan Prospek Kerja: Sebuah Penguat Masuk Sastra Indonesia UI

29 Desember 2023   15:20 Diperbarui: 29 Desember 2023   15:56 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keinginan untuk masuk program studi Sastra Indonesia UI kerap diikuti dengan langkah-langkah risau. Nama besar Universitas Indonesia seakan tidak cukup kuat untuk memantapkan keyakinan. Hal itu tidak luput dari perspektif masyarakat yang menganggap rendah nilai jurusan ini. Menurut pandangan masyarakat awam, Sastra Indonesia hanya mempelajari bahasa Indonesia dan tidak memiliki peluang karier yang meyakinkan. Tidak jarang, orang mengatakan: "Percuma masuk UI kalau cuma masuk Sastra Indonesia, nanti lulus mau jadi apa?", tanpa mengetahui berbagai mata kuliah yang menjadi keunggulan Sastra Indonesia di Universitas Indonesia. 

Sekilas tentang Sastra Indonesia UI

Sastra Indonesia merupakan program studi (prodi) yang tercakup dalam Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), fakultas yang memiliki sejarah penamaan yang cukup panjang. 

Pada awalnya, Fakultas ini bernama Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FS UI). Namun, penyusutan dan penyempitan makna kata 'sastra' telah memantik perubahan nama FS UI. Dewasa ini, 'sastra' ialah karya tulis yang tidak berkaitan langsung dengan realitas sehingga bersifat imajinatif, dan memiliki nilai estetis baik secara implisit maupun eksplisit. Hakikat itu agaknya membuat masyarakat menganggap bahwa seluruh mahasiswa FS UI dididik untuk menjadi sastrawan, sesuatu yang acapkali memantik kegelisahan para orang tua. Padahal, fakultas ini mencakup berbagai bidang ilmu, seperti linguistik, sejarah, arkeologi, filsafat, sastra, dan ilmu perpustakaan. Oleh sebab itu, penamaan FIB UI dirasa lebih tepat untuk digunakan. 

FS UI yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 1940 terdiri dari empat jurusan, dan Sastra Indonesia menjadi salah satu jurusan yang terbentuk sejak awal pendirian fakultas ini. Hal itu agaknya mengisyaratkan bahwa keberadaan jurusan ini cukup penting di Indonesia. 

Mengapa Sastra Indonesia UI? 

Prodi Sastra Indonesia sangat lekat dengan istilah 'sastra', suatu kata yang sering dikaitkan dengan profesi yang dirasa kurang meyakinkan, yaitu sastrawan. Namun, apakah benar prospek kerja lulusan Sastra Indonesia hanya berputar dalam lingkup sastrawan? Jawabannya, fifty-fifty sebab lulusan Sastra Indonesia memiliki kemungkinan karier yang cukup luas. Keberagaman prospek kerja yang dilahirkan itu tidak luput dari mata kuliah yang cukup fleksibel. Keterkaitan mata kuliah dengan prospek kerja jurusan Sastra Indonesia UI sebagai berikut. 

  • Relevansi Mata Kuliah Penulisan Kreatif dengan Profesi Penulis

Kemungkinan untuk berprofesi di bidang sastra dan seni cukup tinggi untuk lulusan Sastra Indonesia UI. Pasalnya, terdapat mata kuliah Penulisan Kreatif A dan B yang mengasah daya kreativitas dan kemampuan menulis. Di semester tiga, mahasiswa akan mendapatkan mata kuliah Penulisan Kreatif A. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diberikan materi tentang dasar-dasar penulisan kreatif, format tulisan,  penulisan profil, penulisan tanggapan, penulisan teks deskriptif, penulisan majalah, penulisan resensi, hingga penulisan esai. Adapun pada semester empat, mahasiswa akan memperoleh mata kuliah Penulisan Kreatif B. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa akan mengeksplorasi bentuk kreatif imajinatif tulisan, seperti cerpen, puisi, naskah drama, film, iklan, dan teks alih wahana. Dengan demikian, kemampuan menulis secara kreatif terasah dan peluang untuk menggeluti profesi sebagai pengarang karya sastra ataupun content writer di media massa sangat terbuka lebar.

  • Relevansi Mata Kuliah Telaah Bahasa Indonesia dengan Profesi Jurnalis

Di samping kemampuan mengumpulkan data, kemampuan menulis pun diperlukan untuk menjadi jurnalis. Berhubungan dengan itu, Sastra Indonesia UI memiliki mata kuliah yang secara langsung mempelajari ilmu tentang bahasa atau linguistik. Telaah Bahasa Indonesia A dan B yang diperoleh pada semester satu dan dua menjadi modal awal yang sangat berharga bagi calon jurnalis. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar linguistik umum, ilmu tentang tata kalimat atau sintaksis, ilmu tentang makna kata atau semantik, dan kajian wacana. Berkat itu, lulusan Sastra Indonesia UI berpeluang untuk menjadi jurnalis yang dapat menulis berita dengan pilihan kata yang efektif dan efisien.

  • Relevansi Mata Kuliah Penyuntingan Teks Ilmiah dan Populer dengan Profesi Editor

Pascalulus, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa Sastra Indonesia UI mengenai kode etik penyuntingan hingga perbedaan penyuntingan sesuai laras bahasa menjadi modal berharga untuk memulai karier sebagai editor. Melalui mata kuliah Penyuntingan Teks Ilmiah dan Populer yang didapatkan pada semester tiga, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia akan mempelajari ciri-ciri bahasa laras ilmiah dan populer, fungsi penyunting naskah, kode etik penyuntingan, tanda-tanda penyuntingan, penyuntingan elektronik, penyuntingan pustaka ilmiah, penyuntingan teks media, dan penyuntingan untuk penerbitan. Berkat mata kuliah ini, mahasiswa terlatih untuk menyunting teks sesuai dengan prinsip penyuntingan, ragam bahasa, dan laras bahasa. Dengan demikian, lulusan Sastra Indonesia UI dapat menjadi editor yang baik.

  • Relevansi Mata Kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia dengan Profesi MC

Master of Ceremony (MC) atau pembawa acara adalah profesi yang membutuhkan keahlian khusus dalam berkomunikasi. Selaras dengan itu, terdapat mata kuliah program studi Sastra Indonesia yang mendorong mahasiswanya untuk melatih public speaking, yaitu Kemahiran Bahasa Indonesia A. Mata kuliah yang diperoleh saat semester satu ini menyuguhkan materi terkait ragam bahasa formal dan nonformal, serta ragam tulis dan ragam lisan. Selain itu, berbagai praktik dilakukan untuk mengasah kemahiran berbahasa Indonesia, mulai dari praktik membaca pidato hingga membuat podcast. Dengan pengetahuan dan pengalaman berbahasa yang terus diasah ketika menjalani mata kuliah ini, lulusan Sastra Indonesia UI agaknya berpotensi untuk menggeluti profesi MC.

  • Relevansi Mata Kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia dengan Profesi Juru Bahasa Isyarat

Pembelajaran terkait keterampilan berbahasa isyarat menjadi sebuah keistimewaan tersendiri bagi mahasiswa program studi Sastra Indonesia UI. Melalui mata kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia B, mahasiswa semester dua akan mendapat pengetahuan mengenai bahasa isyarat yang bersahabat dengan teman tuli, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Mahasiswa pun akan mendapat pengetahuan yang sempurna sebab diajar langsung oleh pengajar tuli. Tidak hanya itu, berbagai praktik akan dilakukan pula dengan teman dengar maupun teman tuli. Berkat interaksi langsung dengan teman tuli dan pengajar tuli, lulusan Sastra Indonesia UI agaknya mahir menggunakan bahasa isyarat dan berpeluang untuk menggeluti profesi juru bahasa isyarat.

  • Relevansi Mata Kuliah terkait Pengkajian Sastra dengan Profesi Kritikus

Profesi kritikus sangat erat hubungannya dengan Sastra Indonesia UI. Hal itu disebabkan oleh rancangan mata kuliah jurusan ini yang agaknya membentuk mahasiswa untuk menjadi kritikus. Mulai dari semester satu, mata kuliah terkait pengkajian sastra telah diperoleh mahasiswa. Di awal semester, mahasiswa mendapatkan mata kuliah Telaah Sastra Indonesia A dan B yang meliputi dasar pengkajian karya sastra hingga penerapan kritik sastra dengan pendekatan dan teori sastra tertentu. Tidak sampai di sana, mahasiswa pun mendapat mata kuliah Sastra dan Masyarakat pada semester tiga. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa dilatih untuk melakukan pengkajian berdasarkan pendekatan sosiologi sastra dan gender yang sangat berhubungan dengan dinamika masyarakat. Dengan dasar-dasar ilmu tersebut, lulusan Sastra Indonesia dapat menjadi kritikus yang ahli dalam menilai kualitas isi dan pengarang karya sastra di Indonesia.

  • Relevansi Mata Kuliah Seni Pertunjukan dengan Profesi Sutradara

Kekayaan ilmu mengenai dunia sastra tentu dimiliki oleh mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, terlebih di Universitas Indonesia. Di PTN ini, berbagai dasar penilaian, penulisan, serta pembuatan karya sastra dihadirkan melalui berbagai mata kuliah sehingga lulusan jurusan ini berpeluang untuk menjadi sutradara. Seni Pertunjukan menjadi salah satu mata kuliah yang secara langsung mengasah kemampuan mahasiswa untuk mengarahkan dan bertanggung jawab atas masalah artistik serta teknis dalam pementasan drama. Mata kuliah yang diperoleh saat semester lima ini memberi pengetahuan mahasiswa atas dasar-dasar seni pertunjukan hingga manajemen seni pertunjukan yang meliputi praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Dengan mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menyiapkan pertunjukan seni secara manajerial dan kreatif. Oleh sebab itu, lulusan Sastra Indonesia UI memiliki potensi dan peluang untuk menjadi sutradara.

Segelintir uraian pendukung untuk memilih Sastra Indonesia UI telah tertuang dalam tulisan ini. Lantas, kamu yang ingin masuk jurusan ini, tetapi ragu dan diragukan; atau kamu yang meragukan pilihan anakmu untuk masuk jurusan ini.  Mulai sekarang, apakah siap untuk mengatakan: kenapa tidak Sastra Indonesia UI?

Referensi

Damono, S.D. (2003). Dari Fakultas Sastra ke Fakultas Ilmu 

         Pengetahuan Budaya. Depok: UI Press. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun