EC-LIBRARY MEMBAWA MAHASISWA BARU UPI Â LOLOS PIMNAS 34
Masa Pandemi tidak menurunkan semangat mahasiswa dalam berkarya. Begitu yang dilakukan oleh satu tim mahasiswa baru UPI. Satu tim yang terdiri dari 5 orang mahasiswa lintas multidisiplin ilmu, yakni Pendidikan Agama Islam, IEKI, dan Ilmi Komputer.Â
Mereka membuat suatu terobosan baru dengan mengembangkan konten digitalisasi dalam dunia pendidikan, kelima mahasiswa membangun suatu sistem internet offline untuk kebutuhan pendidikan terutama dalam melengkapi sumber bahan belajar melalui jaringan offline.Â
Sekolah dan siswa dapat mengakses sumber bahan ajar berupa konten-konten seperti buku elektronik, video streaming seperti halnya menonton youtube, dan managemen pembelajaran (E-Learning) tanpa menggunakan sumber internet (kuota data).Â
Selain dari diatas manfaat lainnya siswa terhindar dari konten-konten yang bersifat negatif yang berselebaran di dunia maya (internet), menghemat biaya yang dikeluarkan untuk mengakses konten Pendidikan, serta terhindar dari yang namanya sinyal tidak stabil.
Abdi masyarakat ini dilakukan oleh mahasiswa di wilayah kaki gunung Cikuray, yakni di sekolah non-formal yaitu MDTA AL AZHAR. Hal ini sangat bermanfaat dan diperlukan bagi daerah-daerah pelosok seperti dipedesaan, daerah pinggiran, pegunungan yang notabene akses internet susah dan mahal.Â
Salah satunya dialami oleh MDTA AL-AZHAR. MDTA Al-Azhar adalah madrasah diniyah takmiliyah awaliyah yang dinaungi oleh Kementrian Agama sejak tahun 2009. Berlokasi di Kampung Cimuncang, Desa Margalaksana, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, tepatnya di bawah Kaki Gunung Cikuray.Â
MDTA Al-Azhar merupakan mitra dari tim PKM-PM yang diketuai oleh M. Ridwan Sudaryat, dengan 4 orang anggotanya yaitu Fajar, Adzkia, Mardiatunnisa, dan Siti. Mereka dibimbing oleh seorang dosen dari UPI yaitu Dr. Wina N. Praja, M.Pd.
PKM-PM (PKM Pengabdian Pada Masyarakat) dipilih oleh kelompok karena berangkat dari perasaan kelompok dalam melihat fenomena yang terjadi di MDTA AL AZHAR dalam proses pembelajaran pada masa pandemi tidak berjalan dengan optimal karena sulitnya jaringan internet membuat para siswa sulit untuk mengadakan proses belajar dar rumah (daring).Â
Sehingga mahasiswa terketuk hatinya untuk memberikan bantuan pemikiran sumbangan ide dalam proses peningkatan mutu pendidikan melalui sentuhan digitalisasi.