Maka, mengacu pada hukum sebab akibat tadi, ketika hujan datang, ya tak sulit menebak apa yang terjadi. Banjir di mana-mana.
Rakyat yang terdampak ya mengomel-ngomel karena menurut mereka ini adalah tipe bencana yang bisa diperkirakan. Sehingga bisa dicegah atau paling tidak dikurangi dampaknya.
Tapi si "kamu tahu siapa" tentu lain lagi isi kepalanya. Dia adalah manusia cerdas yang selalu bisa mengambil keuntungan dari kesempitan apapun yang datang. Bencana yang bisa diperkirakan datangnya ini baginya justru adalah kesempatan emas pamer empati.
Setali tiga uang dengan partai ANU yang tak mau kalah menggelar panggung unjuk empati sambil pamer jasa. Bendera partai itu akan segera kita saksikan berkibar di tiap lokasi bencana dengan gagahnya.
Aktivitas ini digaungkan dengan lantang oleh jutaan BUZZER eh mujahid medsosnya...sembari, seperti biasa melecehkan Banser yang mereka benci dan siapapun yang berseberangan secara politik dengan mereka.
Ah...si "Kamu tahu siapa" memang benar-benar paham kebutuhan Partai ANU. Tak salah kalau partai ANU dan segala pengikutnya begitu memuja si "Kamu tahu siapa". Karena sejatinya mereka memang benar-benar pasangan sehati saling dukung dan saling melengkapi. Seperti pisang goreng dan kopi di saat hujan begini, seperti tahu isi dan cabe rawitnya.
Ujung-ujungnya, ya, seperti biasa. Kita tak masuk dalam lingkaran partai ANU dan pendukung si "Kamu tahu siapa" bersiaplah menerima label-label khas produksi partai ANU..."Orang menolong warga yang kebanjiran kok dinyinyiri, dasar orang tak beragama"
Sementara buat si "kamu tahu siapa" tak perlulah otak yang terlalu cerdas untuk menebak langkahnya selanjutnya.
Berkaca pada abon lengket dan sempoa bernilai milyaran. Sebentar lagi akan digelontorkan dana bantuan jumbo tanpa tender dari kas negara buat menolong masyarakat korban terdampak banjir.
Sedap betul ini, dana seperti ini, siapa yang berani mempertanyakan, apalagi menyinyiri. Meminta diaudit saja beresiko dikatai BUKAN ORANG ISLAM oleh kader dan pendukung partai ANU dengan segenap BUZZER eh mujahid medsosnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H