Mohon tunggu...
Cawi Setiawan
Cawi Setiawan Mohon Tunggu... -

Sekedar rakyat biasa yang mencoba meluangkan waktu di sela-sela kerja free lance bidang bangunan dan kegiatan rutin keluarga dengan belajar nulis & ngeblog. Seorang pemerhati lingkungan, jebolan teknik arsitektur yang senang berkebun, lihat alam indah, dengar musik, nonton dan baca. Selain di Kompasiana nulis artikel tentang lingkungan di blog SAYANGI BUMI http://infosayangibumi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Komplikasi Luka Diabetes Telah Merenggut Nyawa Ibu Mertuaku

24 November 2009   14:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:12 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati tujuh hari meninggalnya ibu mertuaku pada usia 70 tahun, dengan harapan dapat dijadikan pengetahuan dalam menghadapi permasalahan sejenis, jika dihadapi para kompasianer dan keluarga serta para pembaca lainnya. Tentunya ditulis dengan kacamata awam dan dari berbagai sumber, semoga segala kekurangan dapat diulas dan dilengkapi oleh para pakar medis di Rumah Sehat Kompasiana ini, seperti Dr. Anugra Martyanto dan dr. Muhammad Jabir serta yang lainnya.

 


Diabetes Mellitus (DM) sering disebut sebagai penyakit gula darah atau juga penyakit kencing manis adalah merupakan suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat diolah dan dipakai oleh tubuh menjadi energi akibat kekurangan atau tidak adanya zat insulin didalam tubuh. Keadaan normalnya setelah kita makan maka karbohidrat akan diubah oleh tubuh menjadi glukosa yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin.

 


Kelebihan kadar gula pada penderita DM akan dibuang lewat air seni, oleh karenanya DM disebut penyakit kencing manis karena air seninya mengandung gula. Sebagai akibatnya penderita DM menjadi kekurangan energi, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, buang air kecil berulang terutama malam hari dan kadang terdapat rasa gatal di kulit. Semua ciri-ciri ini sudah dialami oleh Ibu mertuaku lebih dari 15 tahun yang lalu dan dapat dilewati dengan konsumsi obat DM seperti ‘donil’ dan terakhir, atas anjuran dokter keluarga dan selama di rumah sakit diberi obat yang lebih aman untuk orang berusia lanjut, yaitu ‘glunerem’. Tes rutin gula darah di rumah menggunakan ‘one touch’ dan secara berkala tes di laboratorium.

 

Untuk diketahui, pada orang normal kadar gulanya berkisar 60 -120 mg/dl. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl.

 


Diet yang tidak terlalu ketat, kurang menerapkan pola hidup sehat dan kurang berolah raga mungkin menjadi pemicu memburuknya penyakit DM ibu mertua, tapi hal ini ada penyebabnya yaitu mengingat suaminya (ayah mertua) juga adalah penderita DM yang melakukan diet cukup ketat dengan obat alternatif dari yang pahit sampai super pahit pun telah diminumnya, juga ditambah dengan menjalankan  olah raga rutin jalan 2 sampai 3 jam setiap pagi, akibatnya....  bertambah lagi lah penyakitnya… kena ‘lever’ !  Pada DM konsumsi gula harus dikurangi tapi ‘lever’ butuh banyak gula ! Dan akhirnya ayah mertua meninggal sekitar 15 tahun yang lalu. Dari pengalaman ini dapat disimpulkan untuk kasus DM sebaiknya melakukan diet dan olah raga yang lebih terukur dan jangan berlebihan.

 


Secara umum medis, DM dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe 1 untuk keadaan tubuh yang kekurangan insulin oleh karenanya sangat tergantung dengan suntikan insulin, sedangkan tipe 2 untuk keadaan insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik, tipe ini dapat dibantu dengan obat-obatan. Secara awam DM sering juga dikelompokan menjadi DM tipe kering untuk yang kalaupun luka lebih mudah disembuhkan, dan DM tipe basah untuk luka yang sulit disembuhkan dan biasanya disertai dengan keadaan tubuh gemuk, kelebihan berat badan (obesitas).

 


Jika dilihat dari pembagian jenis tersebut, maka ibu mertuaku termasuk penderita DM tipe 2 dan diakhir hayatnya bisa dikatakan menderita DM tipe basah.  Pada awalnya disekitar 5 bulan yang lalu, pada tetapak dan tungkai kaki jika ditusuk atau ditekan tidak terasa sakit, kemudian dicoba terapi penyinaran dan terasa lebih nyaman.

 

Sampai pada suatu hari (sekitar 4 bulan yang lalu) pada bagian kuku jari tengah kaki kanan terdapat seperti luka hangus terbakar, kemudian sambil berobat ke dokter, atas referensi teman, luka tersebut diberi obat DM dari ‘TianShi’, kelihatannya luka terlihat mengering seperti sembuh, namun tanpa sepengetahuan anak-anaknya, ibu mertua meneteskan minyak kayu putih pada luka tersebut dan akibatnya luka seperti membusuk seperti ‘gangraena’. Nah..mulai saat itu, nafsu makan semakin hilang, selalu terasa mual, tubuh semakin tidak bertenaga dan mulailah 4 kali keluar masuk rumah sakit.

 


Pada rumah sakit pertama, dokter langsung menyarankan agar jari yang terkena ‘gangraena’ tersebut dibuang dengan cara dioperasi atau 'amputasi', namun ibu mertua langsung menolak tidak ingin jari tengah kaki kanannya ‘hilang’, walaupun telah diberi tahu dokter dan anak-anaknya. Akhirnya perawatan difokuskan kepada pemulihan stamina tubuh, sedangkan jari kaki hanya diobati dengan betadine + kasa pembalut luka.

 


Pada rumah sakit kedua, di sekitar Mangga Besar Jakarta Barat, atas referensi teman kami lebih fokus untuk konsultasi kepada ahli diabetes Prof. Dr. dr. Sidartawan, namun sungguh sayang kami diberitahu bahwa  beliau sudah tidak terima pasien baru karena beberapa hari lagi akan berangkat umrah. Tapi syukurlah melalui pemberitahuan direktur rumah sakit tersebut yang kebetulan dikenal oleh keluarga, Prof. Dr. dr. Sidartawan mau ‘visit’ ke kamar perawatan ibu mertua, terima kasih ya Prof…sudah mau meluangkan waktu ! Setelah melihat kondisi luka ‘jari kaki’ beliau tetap menyarankan untuk dibuang lewat operasi, yang tetap ditolak oleh ibu mertua. Beliau pun memberi saran kepada kami jangan terlalu memaksa, operasi sebaiknya dilakukan jika pasien betul-betul sadar, mau dan rela dioperasi. Tanpa ini kemungkinan besar operasi tidak akan berhasil.

 


Setelah mencari tahu kesana kesini tentang perawatan penyakit DM tanpa operasi, akhirnya kami menemukan seorang perawat alternatif yang biasa menangani kasus luka seperti ini. Banyak penderita luka diabetes yang lebih parah, bahkan sudah merambat ke betis dan paha bisa disembuhkan. Hal ini ditunjukan lewat foto yang dibawa sebagai bukti yang kebetulan beberapa dikenal oleh keluarga kami dan memang bisa sembuh. Berpacu dengan waktu akhirnya diputuskan perawatan harus menerus setiap hari, agar diperoleh hasil yang optimal. Pada sesi perawatan alternatif ini kami sungguh dibuat miris dan kaget, betapa jahatnya penyakit diabetes basah ini. Pada awalnya yang terlihat luka hanya disekitar jari tapi kenyataannya, dalam hitungan minggu telapak kaki yang terlihat baik setelah dilepas kulit kakinya penuh dengan luka yang membusuk dan membesar ! Seminggu kemudian naik lagi ke pergelangan kaki dan betis yang juga terlihat bagus dari luarnya, rupanya 'kuman' yang bekerja dari jenis yang ganas dan istilah awamnya disebut 'makan dalem', dari luar nampak baik tapi didalamnya sedah membusuk ! Kalau di bangunan kita, bisa diibaratkan seperti kayu yang sedang dimakan rayap, dari luar terlihat bagus tapi dalamnya sudah keropos dan rusak. Dikarenakan kondisi stamina tubuh yang kembali menurun, kemudian ibu mertua masuk kembali ke rumah sakit.

 


Pada rumah sakit ketiga, diketahui kadar ‘albumin’ rendah harus ditambah. Ciri-ciri kekurangan albumin terlihat pada telapak tangan atau kaki yang membengkak. Namun setelah diinfus sebanyak 3 botol, kadar albumin tidak bisa naik secara signifikan. Ada kemungkinan terbuang lewat luka atau urine. Menjelang malam takbiran lebaran lalu, akhirnya ibu mertua dibawa pulang. Di rumah beliau mulai bercerita bahwa telah bertemu suami (ayah mertua) dan saudaranya yang telah meninggal lebih dulu. Entah hanya halusinasi atau mimpi. Tapi pada prinsipnya beliau telah pasrah dan tidak mau dioperasi. Sambil dirawat alternatif menggunakan H2O2, NaCl, betadine dsb, karena kondisi kesadaran semakin menurun, akhirnya diputuskan oleh keluarga untuk kembali ke rumah sakit.

 


Pada rumah sakit keempat, baru diketahui kesadaran menurun terjadi karena adanya serangan stroke yang mengakibatkan kelumpuhan anggota tubuh bagian kanan dan saraf bicaranya terganggu. Dikarenakan dari mulut makanan sudah tidak dapat direspon, maka dimasukkanlah selang khusus lewat hidung menuju lambung untuk konsumsi makanan. Selama pemasangan selang ini walau tidak bisa bicara namun nampak terlihat betapa beliau merasa kesakitan. Infus albumin kembali dilakukan sampai dengan 3 botol. Namun karena kondisi kaki yang infeksi, mengakibatkan gula darah menjadi tidak stabil naik dan turun. Sebagai pengganti infus albumin, juga dicoba dengan memberikan putih telur ayam kampung secara rutin. Setelah sekitar 10 hari di rumah sakit, dokter ahli saraf dan ahli diabetes menganjurkan dirawat di rumah saja. Di rumah perawatan dilakukan oleh keluarga secara bersama-sama dengan dibantu suster yang diambil dari yayasan. Penggantian selang makanan dan selang kateter urine dilakukan dengan memanggil tenaga medis ke rumah. Untuk menambah kadar albumin pemberian putih telur dan juga obat ‘pujimin’ diberi bergantian.

 

Pada akhirnya kondisi tubuh yang lemah dan usia yang cukup lanjut tidak dapat melawan hukum alam bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi. Ada siang ada malam…, ada kebahagian pasti ada penderitaan…, ada kelahiran pasti ada kematian…, ada perjumpaan pasti ada perpisahan…   Setelah mencoba bertahan dalam perawatan sekitar 4 bulan dari luka kecil di ujung jari kaki sampai ke betis, akhirnya pada hari Minggu pagi tanggal 15 November 2009, ibu mertuaku tercinta meninggalkan dunia yang fana ini dengan tenang… begitu tenang tidak ubahnya seorang yang sedang tidur… tidur panjang yang tak mungkin akan bangun lagi… yaa…beliau telah meninggalkan kami untuk selama-lamanya !

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun