Mohon tunggu...
Cawi Setiawan
Cawi Setiawan Mohon Tunggu... -

Sekedar rakyat biasa yang mencoba meluangkan waktu di sela-sela kerja free lance bidang bangunan dan kegiatan rutin keluarga dengan belajar nulis & ngeblog. Seorang pemerhati lingkungan, jebolan teknik arsitektur yang senang berkebun, lihat alam indah, dengar musik, nonton dan baca. Selain di Kompasiana nulis artikel tentang lingkungan di blog SAYANGI BUMI http://infosayangibumi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Edelweiss… Bunga Abadi

11 November 2009   07:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:22 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

 

 

 

Edelweiss… Edelweiss…

Bermakna putih, agung dan mulia

Anaphalis javanica bunga yang tak lapuk dimakan usia

Warnamu sungguh unik putih abu kuning kehijauan

Hanya bisa dijumpai di ketinggian dan keheningan pegunungan

 

Edelweiss… Edelweiss…

Bunga abadi ciptaan Tuhan

Aku pernah menjumpaimu di Gunung Gede Suryakencana

Melalui pendakian berliku yang sangat melelahkan

Rasa itu langsung sirna setelah melihatmu menghampar begitu indah 

 

Edelweiss… Edelweiss…

Untuk melihatmu perlu perjuangan

Melewati Gunung Putri, Kandang Badak, sungai dan jalan setapak gelap di hutan

Pendakian dini hari berharap tiba saat mentari terbit menjelang

Pada tujuan akhir alun-alun Suryakencana

 

Edelweiss… Edelweiss…

Kau rimbun berkelompok bak permadani alam

Sekelilingmu kujumpai lapangan besar, air bening sungai dan embun segar 

Kawah Gede yang luas terbentang membentuk panorama indah menawan

Udara bersih segar tak tercemar tidak seperti di kota-kota besar

 

Edelweiss… Edelweiss…

Kau terlihat bersih dan kekal

Di puncak gunung sungguh terasa manusia sangat kecil tak berdaya

Tak hati-hati bisa masuk jurang dan celaka

Namun perasaan takut berubah kagum melihat lukisan alam ciptaan Yang Kuasa

 

Edelweiss… Edelweiss…

Bunga yang anggun eksotis

Hidup pada duaribuan meter di pegunungan tinggi yang dingin

Sungguh sayang kujumpai di Pananjakan Bromo kau dieksploitasi

Dijual oleh anak kecil warna-warni seolah barang imitasi

 

Edelweiss… Edelweiss…

Katanya kau lambang cinta abadi

Aku ngaku dosa pernah memetikmu dulu hanya sekedar dikit

Untuk dipersembahkan kepada mantan kekasih hati

Tapi jangan tangkap aku seperti ‘cicak’ ya Pak Polisi !!!

 

Edelweiss… Edelweiss…

Katanya dunia seperti panggung sandiwara

Semua bisa diatur oleh Sang produser dan sutradara

Daripada kepala jadi pusing ikut mikirin ‘cicak dan buaya’

Mending kita nyanyiin lagu Edelweiss…

 

Edelweiss, Edelweiss Every morning you greet me Small and white, clean and bright You look happy to meet me

Blossom of snow, may you bloom and grow Bloom and grow forever

Edelweiss, Edelweiss Bless my homeland forever…

 

Edelweiss… Edelweiss… Bunga Yang Abadi

 

 

Sumber foto dari http://nanpunya.files.wordpress.com/

 

     

     

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun