Jika kamu tak bisa mengisi ruang kosong itu, biarkanlah aku membantumu. Biarkan aku memenuhinya pelan-pelan. Biarkan aku berjuang sendirian, kamu tak usah hiraukan. Aku hanya  tak ingin melihatmu terus berkubang dalam luka. Aku tahu, aku hanyalah rengginang dalam kaleng khong guan. Aku hanyalah cadangan saat kamu ditinggalkan. Tapi bairkanlah aku seperti itu, selalu ada saat kamu tak punya siapa-siapa. Lalu akan dilupa saat kamu punya yang istemewa.
Biarkanlah aku menjadi rengginang dalam kaleng khong guan, menemanimu saat kamu ditinggalkan. Membantumu saat kamu lapar  perhatian. Selama jiwamu masih kosong dan hatimu masih terluka. Aku tak akan meninggalkanmu sendiri di dalam sunyi. Aku tak akan membiarkanmu ditelan frustasi. Cukup aku yang merasakan sakitnya dihantam sepi. Aku akan selalu ada di sini, menjadi rengginang dalam kaleng khong guan.
Aku adalah rengginang dalam kaleng  khong guan. Aku tak akan pernah menjadi istemewa dan pertama dihatimu. Aku hanya menjadi orang kesekian dihatimu. Dan aku tak akan pernah berarti di dalam hidupmu.
Bandar Lampung, 24 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H