Kabupaten Tolikara - Setelah mendalami sumber data ketenagakerjaan di Kabupaten Tolikara, Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) menemukan fakta terkait tingginya Tingkat pengangguran terbuka, terutama ditandai dengan tingginya lulusan sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan pasca lulus dari Kampus.. Problem utama yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Tolikara adalah wewenang penetapan jalur rekrutmen pegawasi ASN PNS tidak berada di tangan Bupati Tolikara, melainkan menjadi kewenangan yang diatur oleh Kementerian PANRB yang dikelola oleh Badan Kepegawaian Nasional..
Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) tidak ingin menjadikan kurangnya wewenang sebagai alasan untuk tidak mencari solusi atas rumitnya sistem rekrutmen kepegawaian ASN PNS.. Sebagai Bupati terpilih kedepannya (jika Tuhan menghendaki) Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) tidak memiliki waktu yang banyak untuk menunggu jadwal pembukaan formasi CASN (CPNS) yang regulasinya di atur oleh Kementerian PANRB.. Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) tidak ingin menggantungkan nasib para pencari kerja lulusan Sarjana yang menganggur di Tolikara terhadap status penerimaan CASN-CPNS yang kewenangannya berada diluar wewenang Bupati terpilih..
Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) telah memiliki kajian tentang kekuatan perekonomian makro Kabupaten Tolikara yang masih sangat bergantung cukup besar, terhadap Spending (alokasi belanja) Pemerintah.. Hal ini menunjukkan fakta, kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Tolikara masih dipengaruhi oleh struktur belanja yang dialokasikan dalam Rancangan APBD daerah..
Kami menyadari, situasi dependensi (tingkat ketergantungan) yang cukup besar terhadap struktur alokasi belanja APBD, dalam term jangka panjang, tidaklah baik bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di Kabupaten Tolikara.. Sebab, tingginya peranan sektor belanja APBD juga menunjukkan rendahnya kemampuan ekonomi sektor swasta yang bergerak di Kabupaten Tolikara.. Oleh karena itu, Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) harus mengatur sasaran program pembangunan Tolikara kedalam dua agenda utama, pertama menuntaskan masalah kesejahteraan jangka pendek, dan kedua merancang strategi pembangunan ekonomi Tolikara dalam jangka panjang..
Dalam jangka Panjang, Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) menginvestasikan pembangunan SDM yang mendorong kemudahan akses pembiayaan beasiswa kepada generasi muda Tolikara untuk mendapatkan kesempatan terbaik merasakan atmosfer pendidikan terbaik di kampus-kampus ternama di level nasional dan juga kesempatan yang langka di perguruan tinggi luar negeri.. Selain fokus ke pengembangan SDM, Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) juga berusaha cukup intensif menciptakan iklim yang kondusif untuk siapapun datang membangun perekonomian Tolikara..
Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) sangat yakin, kombinasi dari kesejukan kondisi sosial yang baik di Tolikara, yang terbangun diatas legacy Tanah Injil, bersama kapasitas belanja APBD Tolikara yang hampir mencapai 2 Triliun, menjadi daya tarik ekonomi bagi terbangunnya simbiosis mutualisme bagi tumbuhnya sektor swasta dengan cukup baik di Tolikara.. Tentunya pasangan Wilyon (Willem-Yotam) menaruh harapan besar terhadap investasi SDM yang diberikan melalui bantuan dana daerah, akan memberikan feedback ke daerah Tolikara kedalam bentuk surplus inovasi, surplus kewirausahaan, surplus kegiatan ekonomi kreatif, surplus kegiatan usaha mikro, kecil, menengah, hingga dapat mencapai usaha dalam kategori besar, dimana semua itu digerakkan oleh generasi terdidik di Tolikara yang telah mendapatkan sumber pendidikan yang kompeten di kampus-kampus terbaik di Indonesia dan luar negeri..
Dalam jangka pendek, yang terbilang singkat, dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) tidak memiliki keragu-raguan untuk mengalokasikan sumber daya keuangan yang dimiliki oleh Daerah, untuk sesegera mungkin menyerap angkatan kerja baru yang berasal dari lulusan sarjana yang pada saat ini, masih menganggur, karena rendahnya penyerapan tenaga kerja yang berasal dari formasi CASN/CPNS..
Dalam rancangan program kerja pasangan Wilyon (Willem - Yotam), berdasarkan basis kemampuan keuangan daerah yang dimiliki oleh Pemda Tolikara, pasangan Wilyon merasa yakin untuk menyediakan kuota penambahan tenaga kerja baru yang dapat ditempatkan di sektor pegawai pemerintah daerah sebanyak 1000 orang.. Pilihan untuk menyediakan lapangan kerja kepada anak anak muda terdidik Tolikara, terutama yang telah mendapatkan bantuan beasiswa pendidikan dari dana yang bersumber dari APBD Tolikara, tidak boleh dibiarkan menganggur tanpa berkontribusi terhadap pembangunan di Daerah..
Memilih kebijakan daerah, untuk membagi kemampuan fiskal daerah, dalam rangka menyediakan lapangan kerja kepada generasi muda terdidik Tolikara, dalam pandangan strategis Pasangan Wilyon (Willem-Yotam) bukanlah menghambur-hamburkan anggaran daerah.. Kehadiran mereka (generasi muda terdidik) justru merupakan aset penting bagi Kabupaten Tolikara, dan harus mendapatkan tempat yang layak dalam membangun Kabupaten Tolikara, sebagai Homeland mereka, dan juga sebagai Tanah Kebudayaan mereka..
Inilah makna dari definisi (the way of life) dari cara hidup masyarakat komunal, masyarakat adat suku Lani yang mendiami Lembah Toli, sebagai Tanah yang diberkati dan di urapi oleh jalan Penginjilan yang Agung, menjadikan setiap generasi terdidik di Tanah ini, sebagai manusia-manusia mulia yang harus memperoleh hak-haknya atas kemampuan sumber daya keuangan yang dimiliki oleh Daerah Tolikara..