Imlek, yang merupakan tahun baru orang China (di Indonesia disebut Tionghoa). Dimulai pada hari pertama bulan pertama Zheng Yue (perayaan musim semi) dan berakhir pada hari kelima belas Cap Go Meh (malam bulan purnama). Â Perayaan ini merupakan kebiasaan turun temurun kebudayaan orang kita Tionghoa.Â
Menurut legenda di suatu desa, pada musim semi Nian keluar untuk mengganggu manusia. Penduduk desa menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela serta pintu, menggunakan kembang api yang berguna untuk menakuti Nian yaitu raksasa pemakan manusia. Adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru. Dan sejak itu Nian tidak pernah kembali ke desa.
Sebelum hari ketiga puluh biasanya dilakukan bersih-bersih rumah dan memasang lampion. Acara besar biasanya dilakukan di malam ketiga puluh (Sa Cap Me). Disini tempat berkumpulnya sanak keluarga dengan makan bersama. Kemudian dimeriahkan kembang api untuk melewati malam pergantian tahun dan juga pertunjukan Barongsai (tarian tradisional China dengan kostum menyerupai singa).
Angpao (amplop merah) biasanya berisikan sejumlah uang, diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada orang tua, anak dan sanak saudara yang belum menikah. Ini melambangkan kegembiraan, warna merah melambangkan keberuntungan serta mengusir energi negatif. Jangan dinilai dari isinya, tapi sukacita yang memberi dan menerima.
Dirumah perayaan dilakukan secara sederhana, asalkan semua rukun dan damai sukacita. Ada juga acara bagi-bagi angpao dan tutur kata dari keluarga, serta menikmati makan besar dan makanan khas selama tahun baru Imlek.
Akhir kata saya mengucapkan,Â
Gong Xi Fa Cai,Â
Xin Nian Kuai Le,