Mohon tunggu...
Wildan P
Wildan P Mohon Tunggu... -

081286560305

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Eksekusi Rani Andriani adalah Keadilan Semu ala Indonesia yang Korup

17 Januari 2015   14:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:57 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau tidak punya uang akan berhadapan dengan regu tembak"

Sering ada yang mengatakan uang itu tidaklah penting. Ini terlalu menyepelekan arti uang. Uang bisa menyelamatkan nyawa.

Hari ini merupakan hari hari terakhir bagi Rani Andriani untuk hidup di dunia. Besok tanggal 18 Januari 2015 dia akan dihadapkan ke regu tembak yang akan mencabut nyawanya. Nasib ex pelayan rumah makan ini akan berakhir tragis di kegelapan malam Nusakambangan.

Ada suatu ketidak adilan yang terasa njomplang membuat kita miris melihat peristiwa ini. Dia dijadikan contoh "ketegasan" pemberantasan narkoba. Contoh berdarah ini sekedar untuk menunjukkan topeng tegas. Bisnis narkoba ganti dijalankan abdi negara di lapas dengan berkolusi menggunakan terpidana yang telah berpengalaman dalam bisnis haram ini. Pebisnis narkoba berbaju abdi negara ini jangan sampai disorot. Makanya harus dicitrakan ada ketegasan. Tembak saja Rani. Masyarakat akan bertepuk tangan memuji.

Rani bersama Deni tertangkap di bandara Soetta ketika akan terbang ke London menyelundupkan Heroin. Ola sang bandar tertangkap di tempat parkir bandara. Rani adalah sekedar kurir. Ketiganya dijatuhi hukuman mati oleh PN Tangerang.

Posisi Rani sebagai terpidana miskin tidak seberuntung bossnya. Dengan modal finansial yang telah dikumpulkan sewaktu menjadi gembong narkoba, si boss akan mudah menyuap. Sekarang ini Ola dan Deni  sudah dikurangi hukumannya dari hukuman mati menjadi kurungan seumur hidup.

Bagaimana dengan Rani? Dia adalah yang termiskin diantara ketiganya. Dia rekrutan baru dan belum mempunyai modal. Latar belakang dia sebagai pelayan rumah makan dan terjerat hutang membuat nya ikut menjadi kurir narkoba.  Newbie ini tidak mempunyai jaringan, sehingga bagi yang berkepentingan tidak akan rugi jika dilenyapkan. Citrakan dia sebagai gembong narkoba, bukan sekedar kurir.

Ola adalah bandar narkoba. Dia mempunyai jaringan narkoba. Kalau dia tetap hidup bisa dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis narkoba dari penjara. Abdi negara yang berpikiran kriminal bisa memanfaatkan ini. Terbukti lapas adalah tempat bisnis narkoba. Dengan adanya telpon seluler maka bisnis narkoba dari penjara ini mudah dilakukan.

Beberapa waktu lalu penyelundup narkoba yang tertangkap di Bandung terbukti dikendalikan oleh Ola ini. Ola yang baru saja menerima pengurangan hukuman memasukkan narkoba dari  Bangalore India melalui kurir. Tidak diketahui pasti apakah itu kemauan Ola sendiri atau dipaksa petugas. Yang jelas kejahatan yang dilakukan dari dalam lapas menjadi tanggung jawab lapas.

Eksekusi mati Rani ini menjadikan contoh ketidak adilan sistem hukum di Indonesia. Bandar narkoba memperoleh pengurangan hukuman. Pebisnis narkoba berbaju pns meneruskan dan melestarikan bisnis haram ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun