Memanfaatkan hasil pembangunan:Â Perempuan harus memiliki akses yang sama terhadap hasil pembangunan, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Mengevaluasi program: Perempuan dapat terlibat dalam evaluasi program pembangunan untuk memastikan bahwa program tersebut telah mencapai tujuannya dan bermanfaat bagi semua pihak.
Tantangan dan Strategi
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi perempuan dalam upaya berpartisipasi dalam pembangunan inklusif berbasis gender, antara lain:
Diskriminasi dan stereotip gender:Â Perempuan sering kali mengalami diskriminasi dan stereotip gender yang membatasi akses mereka terhadap peluang dan sumber daya.
Beban kerja ganda:Â Perempuan sering kali memiliki beban kerja ganda, yaitu di rumah dan di luar rumah, yang dapat menghambat partisipasi mereka dalam kegiatan pembangunan.
Keterbatasan akses terhadap informasi dan pendidikan: Perempuan sering kali memiliki keterbatasan akses terhadap informasi dan pendidikan yang dapat menghambat partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan berbagai strategi, antara lain:
Meningkatkan kesadaran gender: Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Menerapkan kebijakan yang pro perempuan:Â Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang pro-perempuan untuk mendukung partisipasi perempuan dalam pembangunan, seperti kebijakan cuti melahirkan dan pengasuhan anak, serta kebijakan yang mendukung usaha perempuan.
Memperkuat kapasitas perempuan:Â Perempuan perlu diperkuat kapasitasnya melalui pelatihan dan pendidikan agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Membangun kemitraan:Â Penting untuk membangun kemitraan antara berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, untuk mendukung partisipasi perempuan dalam pembangunan.