Mohon tunggu...
Wilson Thamadeus Tjahjadi
Wilson Thamadeus Tjahjadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Kita semua berhak menyampaikan pendapat.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

.Feast: Mengkritik Band Kritik

22 November 2024   22:05 Diperbarui: 22 November 2024   22:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.Feast adalah sebuah band indie rock yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Anggotanya saat ini terdiri dari Daniel Baskara Putra sebagai vokalis, Adnan Satyanugraha Putra dan Dicky Renanda Putra sebagai gitaris, serta Fadli Fikriawan Wibowo sebagai bassis. Sebelum ia dinonaktifkan pada tahun 2023, band ini juga pernah memiliki seorang drummer, Adrianus Aristo Haryo atau yang lebih dikenal dengan nama Ryo Bodat. Single debut .Feast, Camkan, dirilis pada tahun 2014, dan berbicara tentang keprihatinan yang berkaitan dengan kebebasan beragama di Indonesia. Sejak itu, band ini telah merilis banyak lagu yang mengkritik, menyindir, dan menyikapi berbagai isu sosial dan politik di Indonesia. Album terbaru mereka, Membangun & Menghancurkan, dirilis pada 30 Agustus 2024. Meskipun lagu-lagu dalam album baru ini sebenarnya sangat bagus, mendengarkannya membuat saya berpikir ulang tentang .Feast sebagai sebuah band, dan saya telah menyadari beberapa kekurangan dari mereka.

Pertama, ada lirik mereka. Musik .Feast pernah diteliti oleh Arfanda dan Muzakka dari Universitas Diponegoro, yang menyatakan bahwa lirik band ini berfungsi sebagai sarana untuk mengkritik kenyataan sosial. Namun, menurut saya, lirik mereka jarang sekali bermakna. Kritik yang disampaikan .Feast dalam musik mereka sering kali gagal dalam menyampaikan pesan yang mendalam. Tampaknya, lirik mereka hanya efektif dalam memenuhi sebuah tujuan kapitalistik, yaitu mengumpulkan perhatian orang—dan uang mereka juga—karena terdengar keras dan tanpa filter. Di balik kelantangan itu, menurut saya lirik .Feast kadang membosankan dan sok-sokan. Tampaknya band ini juga menyadari hal ini, karena lagu mereka, Politrik, mengkritik diri mereka sendiri dengan membahas masalah ini. Sayangnya, kesadaran saja tidak dapat membenarkan kekurangan ini.

Kedua, ada perubahan yang tidak perlu pada gaya musik mereka dalam Membangun & Menghancurkan. Sebelum album ini dirilis, .Feast telah memantapkan diri sebagai band punk rock yang agresif dan berani. Saya mengharapkan agresi yang sama dalam album baru mereka ini, tapi yang ada hanya sebuah album yang setengahnya berisi lagu cinta dan lagu sedih. Memang tidak ada yang salah dengan mencoba hal-hal baru, tetapi masalahnya terletak pada fakta bahwa album ini membuat .Feast terdengar terlalu mirip dengan gaya musik karir solo Baskara Putra, Hindia. Inti dari pemisahan Hindia dan .Feast menjadi dua entitas berbeda adalah bahwa mereka merilis musik dengan gaya yang sangat berkebalikan meski penyanyinya sama. Apa gunanya jika satunya menjadi sama persis dengan yang satunya lagi?

Ketiga, ada kemunafikan mereka dengan kasus Bodat. Setiap album yang dirilis oleh .Feast, bahkan album terbaru mereka, terdiri dari beberapa lagu yang mengkritik masyarakat dan menyoroti berbagai hal yang salah di dalamnya. Salah satu lagu mereka yang paling populer, Berita Kehilangan, bahkan berbicara tentang kriminalisasi dan pemerkosaan di Indonesia. Hal ini menjadi sangat ironis pada tanggal 17 April 2023, ketika CNN Indonesia melaporkan bahwa .Feast baru saja memberhentikan drummer mereka pada saat itu, Ryo Bodat, karena melakukan kekerasan seksual. Tentu saja, setiap orang bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, dan saya tidak mencoba menyalahkan seluruh band atas sesuatu yang dilakukan oleh salah satu mantan anggotanya. Masalah saya adalah bagaimana .Feast sepertinya mengeluarkan Bodat secara diam-diam dari band, hanya mengakui tindakannya melalui satu unggahan di Instagram. Menurut saya munafik bagi sebuah band yang dikenal sangat berani dan vokal dalam menyuarakan isu-isu masyarakat untuk menjadi malu-malu ketika ternyata salah satu anggota mereka yang berkontribusi terhadap isu-isu tersebut.

Meski kesannya seperti saya menentang mereka, saya sebenarnya adalah penggemar berat .Feast, dan terlepas dari segala kekurangannya, saya terus mendukung mereka. Saya menikmati musik mereka dan apa yang mereka perjuangkan. Itulah sebabnya saya mencoba untuk bersikap kritis terhadap mereka. Saya ingin melihat bagaimana mereka dapat berkembang di masa depan, bagaimana gaya musik mereka akan berkembang, bagaimana mereka akan menyempurnakan identitas mereka, dan bagaimana mereka akan menemukan jati diri mereka sebagai sebuah band. Secara keseluruhan, saya menantikan untuk melihat apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Sumber:
Arfanda, M. F., & Muzakka, M. (2020). Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Karya .Feast. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 15(2), 199-213. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/32017.  
.Feast Nonaktifkan Ryo Bodat dari Band Usai Lakukan Kekerasan Seksual. (2023, April 17). CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20230417154744-227-938897/feast-nonaktifkan-ryo-bodat-dari-band-usai-lakukan-kekerasan-seksual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun