Mohon tunggu...
bernadus wilson
bernadus wilson Mohon Tunggu... -

SMART

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

IR Ciputra

1 Februari 2012   12:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

CIPUTRA:

Ingin Lihat Indonesia Sejahtera,

Mampu Kalahkan Pengangguran dan Kemiskinan”

Orang bijak berkata: “Di dalam hidup ini kita akan banyak menemui kegagalan karena itulah yang namanya hidup...Namun, dari kegagalan itu kita dapat belajar terus untuk meperoleh keberhasilan...Orang yang gagal adalah orang yang takut dan tidak pernah mencoba untuk melakukan segala sesuatu karena takut akan kegagalan itu sendiri...”

DR. Ir. Ciputra telah menjawab itu. Dengan kemauan keras, kemampuan menciptakan peluang, berinovasi dan keberanian mmengambil risiko yang terukur, yang dirumuskannya dalam pola pikir entrepreneurship, Sang Bengawan Property ini mampu melaluinya. Padahal, tidak sedikit “kerikil tajam” yang harus dilalui pendiri PD Pembangunan Jaya, Grup Metropolitan dan Grup Ciputra ini ketika mengejar dan memperjuangkan sebuah keberhasilan, dalam situasi yang dipenuhi keterbatasan.

Apa rahasia itu? Dalam sebuah kesempatan eksklusif kepada Pemimpin Redaksi Majalah CEO (http://www.majalahceo.com), pendiri Sekolah Entrepreneurship (Universitas Ciputra) didampingi seorang yang berandil besar dalam pendirian sekolah kewirausahaan itu, Ir Antonius Tanan, menjelaskan beberapa hal penting berkaitan dengan rahasia di balik sejumlah keberhasilannya itu. Berikut petikannya.

CEO: Anda selalu bicara entreprenurship. Apa sebenarnya entrepreneurship itu.

CIPUTRA: Intinya, entrepreneurship atau keentrepreneuran adalah pola pikir (mindset) dan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas atau mengubah yang tidak bernilai jadi bernilai, yang dibuang jadi sangat berharga. Di tangan entrepreneu sejati terjadi perubahan kreatif, dramatis sehingga terjadi multiplikasi nilai yang akan disambut dan dicari pasar. Semangat entrepreneur adalah semangat untuk mengubah sesuatu mejadi jauh lebih baik melalui inovasi.

Untuk menjalankan konsep/pola pikir entreprewneurship, seseorang harus memulai dari mana.

Menjalankannya mulai dari “bakat” entrepreneur yang saya terjemahkan sebagai keinginan kuat jadi entrepreneur, sxemangat yang berkobar-kobar dan percaya diri. Setelah itu, harus belajar bagaimana menciptakan peluang, berinovasi dan mengambil risiko yang terukur. Ini adalah sebuah proses belajar yang memakan waktu, namun saya yakin bisa dipelajari oleh mereka yang memiliki bakat di atas. Untuk proses belajar ini kami mendirikan Universitas Ciputra.

Dalam buku-buku Anda tentang entrepreneurship, disebut-sebut tentang lompatan besar (quantum leap), bagaimana sebenarnya konsep lompatan dimaksud.

Kami percaya akan terjadi lompatan besar BAGI Bangsa Indonesiabila terjadi lompatan besar dalam penambahan jumlah entrepreneur di Indonesia. Oleh karena itulah saya melalui UCEC terus menerus mempromosikan betapa pentingnya keentrepreneuran, baik itu kepada para pejabat negara maupun kepada masayarakat langsung.

Tidak bisa dipungkiri bahwa entrepreneurship yang Anda terapkan dan ajarkan, sudah melahirkan banyakPemimpin Perusahaan/CEO yang handal, bagaimana Anda melakukannya.

Pada hari pertama anda jadi pemimpin, pada saat yangh sama harus sudah memulai memikirkan pemimpin-pemimpin yang akan datang. Pemimpin-pemimpin yang akan datang harus dibentuk dan itu melalui sebuah proses trasfer visi, semangat dan kecakapan yang berkesinambungan dan harus terjadi setiap hari. Saya duduk satu ruangan besar bnersama anak dan menantu di kantor untuk menciptakan sebnuah proseskomunikasi dan transfer visi serta semangat yang terus menerus. Proses regenarasi di Grup Ciputra bukanlah sebuah proses satu hari. Ini adalah sebuah proses berkesinambungan melalui babak-babak transfer generasi yang dikelola dengan terencana. Saya pernah belajar di depan memimpin sepenuhnya. Saya pernah berjalan di samping menjadi kawan seiringan dengan para pemimpin baru dan seklarang saya adalahCreative Navigator untuk perusahaan, yaitu menjadi mentor, motivator dan pendoa bagi mereka.

Anda sudah punya nama bersar di bidang properti, apalagi yang Anda inginkan dengan merambah dunia pendidikan.

Saya ingin melihat Indonesia sejahtera, mampu mengalahkan pengangguran dan kemiskinan karena berhasil membangun empat juta entrepreneur baru.

Bahwa perjalanan karir Anda tidak semulus yang terlihat sekarang. Tentu pernah mengalami masa-masa sulit.

Ya tentu. Salah satu masalah yang sulit tentu masa krisis ekonomi tahun 1998. Pada saat itu hutang kami melampaui sales kami. Kami berhasil melaluinya tentu, pertama itu adalah karena kebaikan Tuhan. Berikutnya, kami berpegang pada tiga sila Grup Ciputra yaitu, Integritay, Profesionalism, dan Entrepreneurship. Melalui prinsip Integrity kami menyelesaikan masalah dengan menghadapinya sambil terus berharap pertolongan Tuhan. Kami tidak melarikan diri dan melakukan apa saja sebisa kami agar kewajiban-kewajiban kami dapat kami penuhi, baik kepada pelanggan, karyawan, pemasok maupun kontraktor. Prinsip profesionalism men olong klami untuk terus mencari jalan keluar dan menyelesaikan masalah dengan cara terbaik secepat mungkin. Prinsip entrepreneurship menolong kami untuk tidak berhenti di masalah saja, namun bersegera menciptakan peluang-peluang baru. Karena ini semualah, maka pada tahun 2011 ini kami bersyukur kepada Tuhan, Grup Ciputra dapat merayakan ulang tahun yang ke-30.

Terakhir, bisakah Anda ceriterakan sedikit tentang bagaimana Anda melewati masa-masa kritis/mengenyam pendidikanketika di usia belia.

Selama saya sekolah, maka hal yang sulit yang saya harus hadapi adalah bagaimana hidup mandiri, bagaimana membiayai kuliah dan keluarga. Saya bersyulkur saya sudah tertempah dan dengan bekal entrepreneurship saya bisa menciptakan usaha, bahkan ketika saya masih kuliah di ITB. Awilson_lumi@majalahceo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun