Mohon tunggu...
Willy setiawan
Willy setiawan Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

Anak rantau yang sedang mencari jati diri di tengah kesibukan duniawi, asik. - Makan ga makan asal kumpul.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengais Simpati Pelanggan dengan Cara yang Elegan

12 Maret 2018   17:11 Diperbarui: 12 Maret 2018   18:47 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita perhatikan dari sekian perusahaan yang kita kenal, apakah  keputusan -- keputusan dari kita sebagai konsumen yang menggunakan dipengaruhi hanya dari faktor bahwa perusahaan tersebut menghasilkan produk yang bagus? Ataukah pelayanan purna jual yang sangat memuaskan? Atau bahkan menjadi pelanggan karena faktor lain? Tak dipungkiri bahwa persaingan yang terjadi pada era khususnya di zaman globalisasi seperti sekarang menjadi sangat tidak terkendali. Satu persatu produk banyak yang memborbardir kita sebagai konsumen. 

Keputusan yang di ambil perusahaan mulai dari keputusan bauran produk,  proses produksi, pemasaran, hingga layanan yang tak ada habis -- habisnya memberikan kita kemudahan yang dari dulu tidak pernah dirasakan sebelumnya. Berkaca dari hasil revolusi industri yang tak ada habisnya ini, pernahkah kita berpikir bahwa tiap -- tiap perusahaan melakukan cara -- cara  dengan "base on rule"?.

Maksud penulis adalah apakah perusahaan ini yang bisa dibilang sangat berpengalaman melakukan kegiatan operasi sesuai etika bisnis yang berlaku. Katakanlah kita yang tiap hari menggunakan produk suatu perusahaan elektronik terkemuka, berbagai perangkat yang dicipatakan selalu paling mutakhir sertamemberikan pengalaman baru bagi penggunananya, melakukan tindakan yang tidak pantas seperti menpekerjakan anak dibawah umur atau mencemari lingkungan dimana limbahnya di alirkan ke danau yang di dalamnya terdapat spesies ikan, tumbuhan yang mungkin bisa jadi terancam punah.

Apakah kita sebagai konsumen akan tetap menggunakan produk dari perusahaan tersebut? Jawabannya "Relatif". Mengapa demikian ? karena etika serta tanggung jawab yang di anut tiap individu maupun kelompok bisnis saling berbeda. Dimanapondasi yang di bentuk tiap kelompok ini saling berkaitan. 

Dengan menerapkan kode etik yang terstandarisasi bagi karyawan maka secara tidak langsung suatu perusahaan mendidik tenaga kerjanya untuk bekerja selalu dengan standard kemanusiaan yang tinggi pula. Masyarakat akan sadar dalam jangka panjang bahwa keuntunganyang di dapatkan dari produk ygn tercipta tidak akan sebanding bila menciderai hakikat organisasi yang di dalamnya terdapat manusia yang tidak memperhatikan keadaan individulain. 

Terdapat berbagai tanggung jawab sosial yang bisa diperhatikan oleh perusahaan terkait antara lain; Tanggung jawab terhadapkonsumen, Pada Karyawan, Kepada kreditor, Kepada pemegang saham, kepada komunitas, serta tanggung jawab dalam memperhatikan lingkungan sekitar. Manfaat yang akan dirasakan dari produk jadi merupakan salah satu contoh tanggung jawab terhadap konsumen, menyelesaikan hutang serta kewajiban merupakan tanggung jawab terhadap kreditor.

Pada kasus tertentu, karyawan yang berada pada perusahaan dimana tingkat pengembangan manusia di dalamnya tinggi akan menurunkan tingkatturnover.  memang tidak mudah, apalagi dampak yang dirasakan tentu saja tidak se-spontan dalam menjual produk kemudian mendapatkan margin dari produk yang di lepaskan ke pasar. Namun secara tidak langsung hal -- hal seperti pemeliharaan lingkungan memberi dampak positif yang berkali lipat pengaruhnya. 

Contoh kasus yangpernah penulis perhatikan adalah dimana Pertamina yang manaperusahaan ber-platmerah sekalipun melakukan hal ini. Pada tahun 2009 kemarin contohnya di Balikpapan dilakukan Costal Clean Up yang mana aksi seperti pembersihan pantai, distribusi tempat sampah, serta pemberian edukasi dan pendidikan terhadap pelestarian lingkungan aktif dilaksanakan.

Tidak hanya lingkungan, dalam hal pendidikan sekalipun tidak jarang kita mendengar perusahaan- perusahaan yang produknya tidak ditampilkan di iklan televisi pun mau tidak mau harus melakukan hal ini. Pemberian bantuan beasiswa, renovasi sekolah, hanya beberapa contoh kecil bagaimana tujuan perusahaan tidak semata -- mata mencari keuntungan. Menarik perhatian konsumen dengan cara elegan seperti ini menjadi salah satu contoh dimana organisasi /perusahaan dapat menembak 2 targetdengan 1peluru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun