Mohon tunggu...
Willy setiawan
Willy setiawan Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

Anak rantau yang sedang mencari jati diri di tengah kesibukan duniawi, asik. - Makan ga makan asal kumpul.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh "Agama" Dijadikan Alasan

15 Juli 2014   08:34 Diperbarui: 4 Januari 2018   04:09 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bhineka tunggal ika,

Sepertinya kalimat ini sudah terdengar di benak orang Indonesia semenjak masih belia. saya masih ingat ketika kecil selalu di gelontorkan dari guru bahwa kita berbeda tetapi tetap satu. kutipan dari bahasa jawa kuno yang sudah ada sejak berabad lalu ini pun masih bertahan dan digunakan rakyat Indonesia sebagai simbol kesatuan  maupun semboyan rakyat kita, satu bagian yang saya mau ambil; pada sila pertama yang menjadi landasan kedidupan beragama rakyat indonesia ditegaskan bahwa Rakyat indonesia bebas memeluk agama yang diyakininya tanpa intervensi maupun gangguan dari pihak manapun,namun sama halnya dengan masyarakat lain, dulunya saya berat menerima kenyataan bahwa harus hidup berdampingan dengan orang yang tidak sejalan dengan pilihan hidup saya, yah istilahnya "hidupku milikku", egois memang kenyataan bahwa kita manusia seringkali dibutakan rasa keegoisan tanpa memikirkan orang lai. hal ini membuka mata saya bahwa perbedaan bisa menjadi warna dalam kultur budaya, mengikuti seminar - seminar berbau pluralitas sudah menjadi hal familiar. Namun tidak semua orang pastilah sependapat dengan saya, anda bisa bilang saya naif, tapi itulah kenyataan yang saya lihat sebagai rakyat Indonesia.

Bhineka tunggal ika,

Kata-kata yang melambangkan persaudaran antar umat beragama ini sepertinya dijadikan momok bagi sebagian orang yang sudah mengatakan dirinya "dewasa" , berbagai pihak-pihak yang mengatakan dirinya pembela kebenaran maupun apa yang diyakininya masih saja bertindak tanpa memikirikan orang lain, kekerasan dijadikan senjata utama dalam meluruskan permasalahan yang terjadi di sekitranya. tak tahukah apa yang diperbuatnya? ataukah hanya untuk publisitas semata? lucu juga jika kita melihat berita di televisi yang memberitakan aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan sekelompok orang yang mau agar keinginannya dituruti, apakah cara - cara seperti berdemonstrasi ini akah berhasil? belum tentu, malahan hanya akan menjadi buah bibir masyarakat rakyat Indonesia sendiri. Akhir-akhir ini juga marak pemberitaan terkait Penyerangan Militer Israel ke Palestina, media lokal memberitakan kecaman-kecaman masyarakat Indonesia atas penyerangan ini, ada juga yang memberikan doa-doa atas nama saudara sesama umat Muslim, sungguh geleng kepala saya melihat reaksi-reaksi masyarakat masa kini yang memberikan pendapatnya bahwa harus membantu sesama umat beragama yang berada di Palestina. Tidak bisa kah kita melihat hal yang dekat sebelum hal yang jauh terlihat? , masih banyak rakyat kita yang juga butuh pertolongan.. kelaparan, penyakit, kemiskinan, kriminal dan seubrik lagi masih terjadi di Indonesia seharusnya hal ini lebih di ekspos oleh media kita. Beberapa minggu juga pasti banyak yang sudah lupa dengan kejadian ini.

Saya juga berharap saudaraku sesama Rakyat Indonesia tidak menjadikan Agama sebagai alasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun