Atau, kita sulit memaafkan orang lain, karena bagi kita, bagaimana mungkin dia bisa berbuat kekeliruan seperti itu padahal saat itu begitu jelas situasinya.
Mungkin di saat demikian, kita perlu mempertimbangkan kemungkinan bahwa kita sedang mengalami hindsight bias.
Ini bukan berarti kita selalu punya excuse untuk kesalahan yang kita buat sih.
Nyebelin juga kan kalau semua kesalahan di masa lalu, hanya disikapi dengan, "Lah, kan gua ga tahu." Kita juga jadi tidak bisa belajar dari kesalahan kita.
Well, my point is.. take a hindsight. It's a great way to gain knowledge, wisdom, & understanding. But no need to be hindsight biased.
Karena masa lalu tetaplah masa lalu. Jangan berkubang di sana. Jangan berputar-putar terus di sana. Gunakan pelajaran dari masa lalu, lalu bergeraklah ke depan. Lakukan yang perlu dilakukan sekarang. Maafkan yang perlu dimaafkan dan lepaskanlah anggapan bahwa dulu seharusnya seperti ini atau seperti itu. Kenyataannya toh tidak terjadi seperti ini atau seperti itu. Jadi yang penting adalah apa yang mesti dilakukan sekarang untuk ke depannya.
Satu lagi, masa lalu tidak akan persis sama dengan masa depan.
"Jangan jatuh di lubang yang sama!", demikian kata orang. Â
Setuju.
Tapi kemungkinan besar, lubang di masa depan juga tidak akan persis sama seperti lubang di masa lalu, kecuali... kita yang kembali ke lubang di masa lalu.
Jadi, akan tetap ada kekeliruan yang bisa kita buat di masa depan, tapi kita juga mampu untuk belajar dan bertumbuh dari kekeliruan-kekeliruan tersebut. Pada akhirnya, hidup memang bukan soal selalu benar, tapi kemampuan untuk belajar dan bangkit dari kesalahan.