Stunting merupakan salah satu masalah yang sangat serius  pada anak yang ditandai dengan tinggi badan pada anak di bawah rata-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu cukup lama. Stunting merupakan masalah gizi yang sangat perlu diperhatikan demi generasi bangsa di masa depan. Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, juga dipengaruhi oleh status kesehatan pada 1000 hari pertama kehidupan, sehingga mengakibatkan pertumbuhan pada anak terganggu yakni tinggi badan pada anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari anak-anak seusianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya (RI, 2018). Padahal seperti yang kita ketahui, genetika (keturunan) merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya dapat dicegah.
Berdasarkan laporan dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia, estimasi ada sekitar 149 juta balita yang mengalami stunting di seluruh dunia pada tahun 2020, sementara 45 juta anak lainnya diperkirakan memiliki tubuh terlalu kurus atau berat badan rendah (Science, 2021). Stunting adalah salah satu ancaman utama terhadap kualitas manusia, hal ini dikarenakan anak stunting bukan hanya pertumbuhan fisiknya saja yang terganggu, namun  juga perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu sehingga diperlukan edukasi yang efektif untuk mencegah terjadinya stunting. Pengetahuan Ibu merupakan faktor yang paling dominan dalam mencegah terjadinya stunting pada Balita. Pengetahuan penting peranannya dalam menentukan asupan makanan. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap perilaku dan pola asuh dalam memilih makanan yang akan berdampak pada asupan gizinya. Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Perlunya memperhatikan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari, seperti protein , sayur - sayuran, buah-buahan, karbohidrat, dan vitamin. Karena sangat berpengaruh bagi pertumbuhan. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Secara tidak langsung permasalahan gizi yang kurang baik bisa dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, sanitasi dan pelayanan kesehatan.
Pola asuh yang buruk dapat mengakibatkan kemungkinan bayi lahir stunting, karena bisa memberikan dampak pada permasalahan gizi yang menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Pola asuh ini meliputi kemampuan keluarga dalam memberikan waktu kepada anak, perhatian dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan mental dari pada masa pertumbuhan anak. Dan selain itu kita juga perlu memperhatiakn dan memenuhi hak-hak anak yaitu mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Dapat melalui posyandu atau puskesmas secara gratis. Sehingga masyarakat mudah mendapatkan kannya tanpa dipungut biaya.
Dan bukan hanya pola asuhnya saja, namun sanitasi dan akses air bersih juga  harus menjadi perhatian kita bersama. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak - anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Oleh karena itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun sebelum makan atau beraktifitas dengan air mengalir, serta tidak boleh buang air besar sembarangan.
 Stunting atau anak yang pendek (kerdil) tentu akan berdampak buruk bagi kehidupan anak, termasuk gagal tumbuh, gangguan sistem kekebalan tubuh, masalah fungsi otak dan perkembangan organ, rentan infeksi, gangguan fisik dan mental, serta mengancam produktivitas dan fungsi hidup di masa depan.
Adapun gejala stunting yang mudah dikenali diantaranya, memiliki tinggi badan yang rendah, tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya, perkembangan lambat seperti dalam bicara, berjalan, tumbuh gigi, atau tahapan bayi normal lainnya.
Apabila mencurigai gejala-gejala tersebut pada anak, mohon segera konsultasi ke dokter agar dapat memperbaiki kesehatan anak dalam 1000 hari pertama kehidupannya (sampai usia 2 tahun) dengan memberi nutrisi terbaik untuk anak.
Untuk mengatasi masalah stunting tersebut yaitu dengan memberikan nutrisi yang memadai sejak anak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan. Karena dengan melakukan hal tersebut diharapkan anak-anak atau generasi penerus dapat terhindar dari masalah stunting tersebut. Sehingga mampu menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas dan berkualitas dengan cara menerapkan pola hidup yang sehat dan benar.