Tak terasa sudah memasuki pertemuan sebelas perkuliahan. Yang dimana sistem kampus saya memilih dua shift yaitu daring dan luring yang secara bergantian. Saya sendiri memang suka keduanya namun yang paling hemat ialah daring yang tak perlu effort untuk mengikuti perkuliahan. Namun ketika perkuliahan itu luring itu yang bener-bener effort.
Hal yang harus dilakukan untuk perkuliahan luring yaitu dari pakaiannya, jam berangkat, mengatur uang, menggunakan transportasi umum dan paham menggunakan waktu dengan baik. Karena untuk luring sendiri banyak yang harus dilakukan apalagi letak kampus ada di Jakarta Timur dan rumah berada di Jakarta Barat walau sebenarnya cukup lurus kemudian belok lurus lagi itu apabila menggunakan motor pun kira-kira bisa sampai 30 menit - 1 jam dari rumah. Namun dengan Trans Jakarta bisa 1 jam atau 1 jam setengah tergantung jam berangkat.
Yang paling effort bagi saya dimana ketika memilki kelas jam setengah delapan pagi. Tentunya saya harus sampai di halte busway jam setengah enam pagi. Bisa dipekirakan sampai kampus sekitar jam setengah tujuh atau pun jam tujuh tergantung kepadatan orang yang membawa kendaraan. Bahkan bisa di bilang mengejar waktu itu penting karena namanya menggunakan kendaraan umum memiliki waktu yang tak pasti. Apabila terlambat sedikit saja, efeknya harus menunggu 10-15 menit. Lalu tarif Trans Jakarta di pagi hari yaitu sekitar dua ribu rupiah tentunya sangat menguntungkan (hitung-hitung hemat).
Pernah suatu ketika bahkan hal ini sering terjadi. Dimana perkuliahan daring tiba-tiba diubah menjadi daring dan dosennya baru memberi kabar. Tentunya bagi saya agak kaget dan bingung untuk memutuskan untuk pulang atau melanjutkan perjalanan. Bagaimana tidak. Kadang-kadang sudah berada di halte ataupun di busway. Ya tentu sayang dong. Lalu saya bertanya kepada teman saya yang ternyata teman saya sudah berangkat bahkan dia berangkat jam lima pagi dari Bekasi. Daripada sayang kembali ke rumah. Saya putuskan untuk janjian dengan teman untuk mengunjungi lawson. Hitung-hitung ngadem sembari mengerjakan tugas atau pun mengikuti perkuliahan daring.
Dan memang ternyata tempatnya nyaman. Walau untuk menghabiskan waktu itu hal yang membosankan. Ya mau gimana lagi ?Â
Tadi saya membahas berangkat dan perasaan dimana dosen yang memberitahu pembelajaran luring menjadi daring. Lalu untuk pulang dari kampus. Yang paling saya suka dimana pulang jam dua belas siang karena kelas di mulai dari setengah 8 pagi yang dimana jam dua siang sudah di rumah. Namun yang paling tidak suka ialah hari jumat dan pulang sekitar jam setengah 4 sore yang kadang-kadang dosen bablas sampai 10 menit telat.Â
Ketika jam setengah 4 sore itu saya benar-benar mengejar waktu untuk naik Trans Jakarta apalagi di daerah Jakarta Selatan itu macet karena berbarengan dengan jam pulang orang kerja. Bahkan sampai rumah saja itu jam setengah enam bahkan maghrib. Tapi hal ini menguntungkan ketika bulan puasa kemarin. Saya sendiri merasakan dimana tak terasa menghabiskan waktu di bulan puasa karena memiliki jadwal sampai sore bahkan pernah di busway memasuki waktu berbuka.
Dari yang saya lalui. Saya sendiri setidaknya harus komitmen karena sudah memilih kampus yang jauh dari rumah yang menjadi tantangan saya sendiri. Yang dimana ternyata berkat masuk kampus ini malahan menambah pengalaman saya. Yang dimana tahu daerah PGC, Kramat Jati bahkan bisa main ke Cibubur.
Kira-kira kompasianer sendiri merasakan hal yang sama?