Mohon tunggu...
Muhammad Wildhan Pamungkas
Muhammad Wildhan Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon Penulis Masa Depan

Berbicara dengan tulisan, aku akan mengubah setiap pengalaman menjadi kisah yang menginspirasi dan penuh makna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tembok Tinggi Si Introvert

27 November 2022   20:47 Diperbarui: 27 November 2022   21:11 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Jatinegara. Dokumentasi Pribadi

Banyak hal yang dilalui hingga aku memberanikan diri untuk mengikuti panitia perlombaan yang saya buatkan artikel di kompasiana ini. Dan memang itu diriku mencoba keluar dari zona nyaman untuk mencoba eksplor hal baru. Memang dirasa capek tapi setidaknya menjadi manusia yang berguna bagi orang lain apalagi diriku senang dengan jalan-jalan.

Jika dihitung dari tahun 2017 hingga sekarang diriku sudah memahami naik Busway, MRT, KRL berkat orang terdekat. Busway diperkenalkan oleh kakakku dan KRL diperkenalkan oleh temanku yang memanggilku Tentara Vietnam. Dari situlah diriku selalu eksplor bisa mengetahui Jakarta Utara, Timur, Selatan hingga tempat tinggalku di Jakarta Barat.

Dari panitia perlombaan banyak yang aku pelajari dari acara itu belajar mengambil keputusan cepat tanpa mengandalkan orang lain, berinteraksi dengan orang tua dan anak, mencoba ramah dengan orang tua dan anak, dan banyak lainnya. Namun terkadang ada sisi dimana entah kenapa diriku menarik diri dari seseorang.

Sebagai contoh panitia perlombaan itu ada sekitar 10-11 orang. Saat jam istirahat acara dimana bisa makan siang yang dibagikan. Saya mengambil makanan dan minuman lalu menjauh. Padahal bukanlah hal yang menyeramkan untuk bergabung namun entah kenapa diriku malah memilih menjauh sampai diajak ngobrol. Tetapi diriku lebih nyaman seperti ini. 

Lalu ketika foto bersama bahkan saya memilih diam dan tak ikut foto. Walau sebenarnya ingin namun seperti ada yang menghalangi entah itu menarik diri, atau ungkapan yang ingin disampaikan lebih baik dipendam. Ya agak miris diriku apalagi harus menjaga perasaan, memikirkan masalah seorang diri. Kadang memilah apa yang harus dibicarakan atau tidak dengan keluarga atau teman kadang suka berlebihan sharing (over sharing). 

Tapi dampak dari memendam itu sebenarnya ga baik. Pernah saat menaiki bis seorang diri tiba tiba airmata turun sendiri padahal tak ada pemicunya. Ternyata saat diriku mencari tahu itu akibat dari memendam semuanya. Ya bagaimana lagi, aku saja kadang salah memilih teman yang berakibatkan aibku bisa disebar.

Terus apabila teman-teman mengajak nongkrong pun tak pernah ikut. Entah kenapa diriku itu seperti itu padahal tak pernah separah ini. Sulit berkomunikasi, sulit bersosialisasi dengan baik. Bahkan untuk mengekspresikan diri berkat kompasiana ini agak membantu. Lewat tulisan bisa mencurahkan isi hati namun tentunya dengan ketentuan yang harus diikuti. Tidak semua harus dibagikan.

Diriku ini tepatnya di depanku seperti ada Tembok Tinggi yang menjulang ke atas membuat diriku tertahan.

" Ah ga deh.. nanti dia gini "

" Ah ga deh.. nanti gini "

" Ah ga deh "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun