Mohon tunggu...
William WijayaKurniawan
William WijayaKurniawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

menulis dengan data yang aktual dan menarik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lunturnya Kebudayaan Lokal di Indonesia

7 Februari 2023   10:21 Diperbarui: 7 Februari 2023   10:54 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era milenial saat ini banyak pemuda yang menggunakan media sosial mereka untuk keperluannya masing-masing, seperti memberi kabar, mencari hiburan, dll. Sekarang mereka terlalu aktif dalam bermain media sosial. Sebenarnya tidak masalah jika bermain media sosial, tapi perlu diperhatikan lagi intensitas waktunya. Menurut Bem Fema IPB, terlalu banyak bermain gadget dapat mengakibatkan kecanduan. Itu mengakibatkan para pemuda tidak lagi memerhatikan lingkungan, khususnya kebudayan lokal. 

Pemuda jarang memerhatikan kebudayaan lokal. Kebudayaan lokal pun sudah mulai pudar di beberapa daerah, Pulau Sumatera salah satunya. Menurut salah satu jurnal dari radenfatah.ac.id, tradisi "ngobeng" di Palembang sudah hampir punah. "Ngobeng" adalah tradisi menghidangkan makanan untuk masyarakat sekitar, menurut wikipedia. Ini menjadi keprihatinan kita bersama.

Pemuda yang dimaksud adalah anak-anak muda. Para pemuda memiliki peran penting bagi kekayan lokal di Indonesia. Mereka yang akan menjadi masa depan bangsa. Selagi belum terlambat, para pemuda dapat meluangkan waktunya untuk lebih memerhatikan kekayaan lokal Indonesia. Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu dicermati agar kita sebagai pemuda Indonesia. Pertama, kita harus bangga dengan kearifan lokal yang kita punya. Selagi masih muda, kita perlu menumbuhkan rasa bangga terhadap kearifan lokal Indonesia. Kita bangga sama seperti kita menghargai leluhur kita yang sudah membuat kearifan lokal daerahnya masing-masing.

Kedua, kita mengenal terlebih dahulu apa saja kearifan lokal kita. Setiap daerah mempunya kearifannya masing-masing. Maka dari itu, para pemuda mempunyai kewajiban untuk mengenal terlebih dahulu kearifan lokal yang dimiliki daerahnya sendiri.

Ketiga, mempelajarinya kearifan lokal yang dimiliki. Sudah banyak sumber yang bisa kita peroleh, entah itu bertanya pada leluhur kita yang masih hidup atau mencarinya di buku-buku yang membahas tentang kearifan lokal yang dimiliki.

Keempat, memperkenalkan kearifan lokal yang kita punya ke luar. Luar di sini maksudnya adalah ke luar daerah tersebut supaya orang luar dapat mengetahui kearifan lokal kita. Banyak cara untuk memperkenalkan kearifan kita. Di jaman yang serba teknologi, menyebarkan informasi menjadi lebih mudah. Kita dapat menyebarkan kearifan lokal melalui media sosial yang kita miliki. Tentu jika orang lain tertarik dengan kearifan lokal yang kita miliki mungkin akan menjadi tempat wisata bagi mereka, contohnya saja Bali.

Kelima, menjaga dan meneruskan pada anak cucu kearifan lokal yang kita punya. Kita perlu mencintai kearifan lokal yang kita punya agar tidak punah dan tetap terjaga. Menurut kemendikbud.com, ada 718 bahasa di Indonesia, 25 bahasa di antaranya terancam punah, yang enam kritis dan 11 bahasa sudah dinyatakan punah.. Pada anak, kita bisa menjelaskan kearifan lokal yang kita miliki. Kita menjelaskan pentingnya menjaga dan mencintai kearifan lokal. Pada masyarakat sedaerah, kita bisa menumbuhkan rasa mencintai, supaya masyarakat yang lain dapat juga menyebarluaskannya pada anak cucunya.

Kearifan lokal di Indonesia tentu sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke pasti ada kearifan lokalnya sendiri. Kearifan lokal pun sangat beragam jenisnya. Itu menjadi tanggung jawab kita sebagai pemuda supaya menjaga kearifan lokal yang kita punya. Sayang kalau disia-siakan begitu saja. Perlu ada tindakan khusus dari masyarakat untuk tetap menjaga kearifan lokal tersebut. Baik jika kearifan lokal kita kenalkan ke luar agar dapat mengetahui kearifan yang kita punya.

Maka dari itu, saya berharap agar anak muda mau untuk mecintai lagi kearifan lokal yang kita punya, tidak hanya baringan sambil bermain gadget. Tidak ada kata terlambat jika mau berubah. Peran pemuda sangat menentukan masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun