Obat baru yang kontroversial untuk penyakit Alzheimer, yang pertama dalam hampir 20 tahun, telah disetujui di AS pada hari Senin (07/06/2021), yang akan memicu tekanan untuk membuatnya tersedia di seluruh dunia terlepas dari bukti yang beragam mengenai kemanjurannya.
Sementara dokter, pasien dan organisasi yang mendukung mereka sangat membutuhkan perawatan yang dapat memperlambat penurunan mental, kegunaan obat baru, aducanumab, diperdebatkan oleh para ilmuwan.
Pada bulan Maret 2019, uji coba aducanumab tahap akhri di tingkat internasional tahap akhir, yang melibatkan sekitar 3.000 pasien, dihentikan ketika analisis menunjukkan obat tersebut, yang diberikan sebagai infus bulanan, tidak lebih baik dalam memperlambat kerusakan memori dan masalah berpikir daripada obat palsu.
Tetapi kemudian pada tahun itu, pabrikan AS Biogen menganalisis lebih banyak data dan menyimpulkan bahwa obat itu berhasil, asalkan diberikan dalam dosis yang lebih tinggi. Perusahaan juga mengatakan secara signifikan memperlambat penurunan kognitif.
Aducanumab menargetkan amiloid, protein yang membentuk gumpalan abnormal di otak penderita Alzheimer yang dapat merusak sel dan memicu demensia, termasuk:
- masalah memori dan berpikir
- masalah komunikasi
- kebingungan
Baca juga: "Alzheimer, Penyakit yang Tidak Semua Orang Tahu" oleh Yusya Rahmansyah
Hasil analisis ini kemudian diajukan kepada regulator untuk lisensi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration [FDA]) sekarang telah menyetujui obat tersebut, tetapi hanya dengan syarat bahwa mereka yang memberikannya adalah bagian dari apa yang disebut uji coba fase 4.
Ini berarti penggunaannya akan dipantau oleh peneliti untuk melihat seberapa baik mereka menggunakan obat dan apakah itu benar-benar memperlambat perkembangan penurunan mental.Â
"Ini tidak berarti akan ada akses yang luas," kata Prof Craig Ritchie, direktur Brain Health Scotland, yang berpikir regulator Inggris dan Eropa mungkin akan mengambil pandangan yang sama tentang obat tersebut.