Beberapa bulan terakhir bisa jadi Anda merasa berada di titik rendah.
Saat Anda mencoba hal-hal baru, baik peran di tempat kerja, proyek atau hobi baru, Anda (sangat mungkin) malah merasa berjalan di tempat.
Anda lalu melongok keluar dan melihat tayangan di media sosial yang membicarakan ukuran sukses dalam usia muda (atau kita katakan karena sedang viral, pada usia 25 tahun).
Merasa medioker bisa jadi menghantui Anda hingga sekarang.
Dan ya, itu adalah istilah yang saya pilih dan saya akan terus menggunakannya.
Tetapi, menjadi medioker tidak harus tetap menjadi pengalaman negatif.
Merasa biasa-biasa saja berarti Anda berkembang melebihi keunggulan Anda untuk mencoba pengalaman baru.
Merasa seperti Anda terus-menerus gagal adalah bagian dari menjalani kehidupan yang sangat kreatif dan eksperimental.
Berada dalam tahap medioker adalah hal yang normal, tetapi tertahan di posisi tersebut tentu tidak sehat.
Penulis Nelson Boswell menawarkan perspektif bagus atas 'mediokeritas': "Perbedaan antara menjadi sosok penting dengan sosok medioker saja seringkali terletak pada cara seseorang memandang kesalahan."