Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Falcon and the Winter Soldier: Cetak Biru Pahlawan Marvel di Masa Depan

4 Mei 2021   01:39 Diperbarui: 4 Mei 2021   01:40 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Falcon and the Winter Soldier bukan sekedar kisah sidekick Steve Rogers, namun cetak biru generasi superhero Marvel (Marvel Studios via kompas.com)

Bagaimana kisah dari serial televisi ini memetakan jalur petualangan Marvel Cinematic Universe generasi berikutnya

'The Falcon and the Winter Soldier' sudah tamat dan mengakhiri saga Marvel terbaru terkait warisan dari Steve Rogers dan perisai lambangnya.

Tapi pertunjukan tersebut tidak hanya menjawab pertanyaan "Siapakah Captain America selanjutnya?"

Serial ini membuka jalan ke depan untuk generasi pahlawan Marvel berikutnya - dan menggunakan solusi yang dipinjam langsung dari serial komik.

Baca juga: "Tilik Judul Resmi Sekuel Black Panther dan Captain Marvel, Serta Potongan 'Eternals'"

Seperti yang diharapkan semua orang, akhir dari The Falcon and the Winter Soldier melihat Sam Wilson sepenuhnya berperan sebagai Captain America yang baru - lengkap dengan pakaian yang sama dari buku komik beserta judul cerita baru pada seri selanjutnya "Captain America and the Winter Soldier." (Jangan tertukar dengan film di tahun 2014.)

Serial sepanjang enam episode mengalami pasang surut; tensinya naik turun antara adegan aksi dengan tensi tinggi, alur cerita yang berkelok-kelok, dan pertanyaan-pertanyaan menarik tentang warisan, ras di Amerika, dan masalah pengungsi global.

Namun warisan terpenting dari serial televisi tersebut (yang mungkin atau mungkin tidak mendapatkan musim kedua) adalah bagaimana hal itu memecahkan salah satu tantangan di balik layar terbesar Marvel: menjaga karakter tetap segar setelah hampir satu dekade.

"Solusi yang jelas adalah memberikan peran kepada aktor baru"

Film-film Marvel secara efektif beroperasi sebagai serial TV berskala raksasa, dengan beragam superhero (dan pemain film yang terkait dengan karakter tersebut) datang dan pergi di berbagai episode.

Episode-episode itu kebetulan adalah film dengan anggaran besar berdurasi dua jam.

Dan seperti acara TV yang sudah berjalan lama, ia mulai mengalami masalah mempertahankan bintangnya di acara itu karena biaya naik, plus kelelahan atau kebosanan mulai muncul.

Bintang Iron Man Robert Downey Jr. dibayar sebesar $ 75 juta (Rp 1 triliun) untuk penampilan terakhirnya di Avengers: Endgame (dibandingkan dengan $ 500.000 (Rp 7,2 miliar) untuk penampilan pertamanya di MCU).

Di lain tempat, Chris Evans sangat lelah memerankan Captain America sehingga, pada satu titik, dia menyatakan sebuah rencana untuk berhenti berakting sama sekali (meskipun dia belum benar -- benar melakukannya).

Solusi yang jelas adalah mewariskan peran kepada aktor baru, seperti yang telah dilakukan komik Thor karya Jason Aaron atau konsep ulang Ms. Marvel oleh G. Willow Wilson.

Ini adalah solusi yang bagus, menjaga karakter tetap segar atau memungkinkan garis cerita baru atas gagasan tentang apa yang sebenarnya membuat seseorang menjadi Captain America (atau Iron Man atau Thor).

Solusi ini juga membebaskan aktor dari terjebak memainkan Tony Stark sampai mereka berusia 80 tahun, memungkinkan alur cerita terselesaikan, dan memberi ruang karakter untuk berkembang alih-alih menekan tombol reset pada setiap film.

(Ada juga efek samping yang bermanfaat dengan Disney tidak perlu mengeluarkan biaya mahal dalam meminang bintang baru yang lebih muda dan belum melejit ketenarannya karena bertahun-tahun memainkan film superhero.)

Cetak biru sempurna untuk mewariskan peran heroik

Dalam hal ini, The Falcon and the Winter Soldier adalah cetak biru yang sempurna dalam mewariskan peran heroik ke seluruh alam semesta Marvel.

Tentu, Disney bisa saja melakukannya film berikutnya dengan Sam Wilson memegang perisai yang dia dapatkan di akhir Endgame, tetapi handoff di luar layar akan terasa dipaksakan.

Sebaliknya, Disney mencurahkan seluruh miniseri "The Falcon and the Winter Soldier" untuk transisi Captain America dari Steve Rogers kepada Sam Wilson.

Miniseri ini sukses mengeksplorasi poin berikut:

  1. Bagaimana dan mengapa Sam Wilson pada awalnya tidak ingin mewarisi perisai Steve Rogers;
  2. Menampilkan rival Sam dalam menjalankan peran Captain America;
  3. Dan akhirnya menunjukkan (bukan hanya memberi tahu) semua orang mengapa Sam adalah pilihan yang tepat;
  4. Dengan Sam di akhir bersedia melakukannya.

Yang lebih penting, serial televisi ini memberi penggemar waktu untuk menjadi familiar dengan Sam yang sebelumnya diposisikan sebagai sidekick dan sahabat karib Steve Rogers.

Ini adalah jenis strategi yang sudah disiapkan Marvel untuk digunakan Avengers generasi kedua di masa depan.

Akhir tahun ini, kita akan melihat Hawkeye memiliki miniserinya sendiri di Disney Plus, yang dimana ceritanya berpusat kepada pewarisan karakter tersebut dari Clint Barton kepada Kate Bishop (Hailee Steinfield).

Pertunjukan Ironheart dan Armor Wars yang akan ditayangkan di tahun-tahun mendatang akan mengeksplorasi warisan serupa dari Tony Stark kepada War Machine dan Riri Williams.

Bahkan produksi selevel film akan digunakan sebagai tempat dimana superhero lama mewariskan legasinya kepada yang baru:

Black Widow dikabarkan akan menjadi ajang dimana Florence Pugh mengambil alih gelar mata-mata super Rusia dari Scarlett Johansson;
dan Thor: Love and Thunder akan melihat Natalie Portman memegang palu sebagai dewa baru guntur.

Memberi karakter lama nafas baru tidak hanya membuat cerita yang lebih baik; itu semakin meningkatkan keterkaitan alur cerita Marvel Cinematic Universe (MCU), membuat setiap serial televisi dan film berikutnya harus ditonton untuk memahami jalan cerita berikutnya.

Dan seperti dekade pertama MCU, sangat mudah untuk melihat bagaimana Kevin Feige dari Marvel Studios dapat menyatukan semua pahlawan baru ini untuk serial film box office yang menyedot perhatian seperti yang dikenal dalam film-film Marvel lawas.

Lagi pula, jika apa yang dilakukan 'The Falcon and the Winter Soldier' berhasil, tidak ada alasan mengapa Marvel tidak dapat melakukan trik yang sama dengan generasi pahlawan baru yang lebih beragam lagi.

Baca juga: "Menunggu Kejutan di Phase 4 Marvel Cinematic Universe" oleh Muhammd Akbar Reza

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun