Pada tahun 1964, kurang dari dua dekade semenjak berakhirnya Perang Dunia II, Jepang menggunakan Olimpiade Musim Panas untuk menunjukkan pemulihan yang menakjubkan dari kekalahan yang mengerikan.
Olimpiade 1964 adalah kemenangan yang tak terbantahkan bagi negara tuan rumah.
Kali ini, Olimpiade Tokyo akan menjadi test bertahan hidup suatu ajang olahraga bernilai miliaran dolar di tengah pandemi yang berkepanjangan.
Terlepas dari pesan beragam datang dari para pejabat tinggi, belum lagi oposisi yang teguh dari sebagian besar warga Jepang, Olimpiade ini akan berlangsung musim panas ini.
Terlalu banyak uang yang dipertaruhkan jika Olimpiade tidak diselenggarakan.
Namun, yang jelas, Olimpiade Tokyo 2021 hanya sekedar namatanpa membawa semangat kegembiraan dan pesona dan cita-cita luhur yang menjadikannya tradisi yang tidak seperti yang lain.
Yang tersisa dari Olimpiade Tokyo hanya sinisme yang memang tidak terelakkan.
Lupakan puluhan ribu orang dari setiap sudut dunia yang mengubah jalan-jalan di Tokyo menjadi bunga rampai kemanusiaan dengan para fans dari luar negeri tidak boleh hadir.
Lupakan atlet yang berkeliaran untuk menyerap budaya dan masakan tuan rumah setelah kompetisi mereka selesai. Mereka disuruh datang selambat - lambatnya dan keluar dari Tokyo secepat mungkin.
Lupakan cerita yang akan dibagikan di tahun-tahun mendatang - hiruk pikuk pedagang pin, kenangan memalukan setelah membelanjakan terlalu banyak uang di superstore Olimpiade, pertemuan kebetulan yang membuka hati Anda kepada seseorang yang terlihat dan terdengar berbeda.