Kata Ramadhan berasal dari akar kata Arab ramad, yang berarti terbakar, atau panas yang menyengat.
Selama 30 hari, dari matahari terbit hingga terbenam, Umat Islam melakukan puasa dan mengupayakan amalan spiritual dan menjauhi godaan duniawi; kita meninggalkan apa yang tidak kita butuhkan dan membangun jalur spiritual yang membawa kita lebih dekat kepada Allah.
Ketika fisik melemah selagi menjalani puasa, Anda kemudian lebih mampu memfokuskan energi yang tersisa untuk memenuhi kebutuhan spiritual, emosional dan fisik kita.
Puasa adalah proses pemurnian yang lalu diberatkan oleh pandemi COVID-19 yang merebak di tahun 2020 yang lalu.
Puasa memang adalah ibadah serta penciptaan integritas dan disiplin yang bersifat pribadi, namun di saat bersamaan juga merupakan suatu unjuk komunitas.
Pembatasan sosial di tahun 2020 menyebabkan puasa tidak hanya masalah makanan dan minuman, namun juga dari pertemuan fisik - bagian integral Ramadhan.
Di tengah pandemi global ini, banyak masjid di seluruh dunia ditutup dengan komunitas yang biasanya bersatu dan saling membantu di setiap bulan Ramadhan lalu terpisah.
Pembatasan sosial janganlah kemudian menjadi alasan untuk tidak menyambut Puasa dengan gegap gempita.
Bulan Ramadhan bisa kemudian dimaknai sebagai upaya menemukan kedamaian dalam diri sendiri.
Dari sana, Pengorbanan, kesabaran, dan empati menjadi bagian tak terpisahkan dari diri kita selama bulan suci ini.