BLOOM * IZ benar-benar beraneka warna, dengan setiap performer didalamnya memiliki warna sendiri yang dapat menonjol dan memperkaya sajian.
Grup beranggotakan 12 orang sukses membawakan lagu yang berwarna warni mulai dari "Pink Blusher" hingga "Spaceship" yang mengajak bergoyang.
Tidak lupa, percikan warna -- warni dari lagu utama album ini, "Fiesta," yang pas digambarkan lewat lirik ini: "When the flowers of various colors bloom and the flower petals flutter off/ The party is at its peak. "
3. Dystopia: The Three of Language | DREAMCATCHER
Di seluruh spektrum K-pop, beberapa genre musik lebih dieksplorasi daripada yang lain. DREAMCATCHER telah mengambil jalan yang tidak konvensional dengan memanfaatkan musik rock sebagai inti dari identitas musik grup.
Album lengkap pertama grup tersebut sejak debutnya pada tahun 2017, Dystopia: The Tree of Language adalah rilis terbaik DREAMCATCHER hingga saat ini.
Sepanjang 13 lagu yang didasarkan pada vokal yang kaya, mereka memadukan suara rock ini dengan pengaruh yang berbeda termasuk EDM ("Scream"), Latin ("Red Sun") dan R&B ("Daybreak").
"Jazz Bar", meskipun tidak terlalu berat pada pengaruh rock, adalah lagu yang paling banyak diputar dari album ini, dengan melodi sederhana dan akord piano ringan yang membawa Anda ke sudut redup sebuah bar jazz.
4. Eyes Wide Open | TWICE
Single "I Can't Stop Me" telah membuat album ini menjadi salah satu yang paling luar biasa dari tahun 2020.
Grup beranggotakan sembilan orang ini menggabungkan pengaruh retro dari tahun 80-an dengan suara ceria khasnya untuk single utama yang merupakan earworm instan ini.
"I Can't Stop Me" hanya menjadi pembuka dari 12 lagu lain dari rilis ini, saling terhubung dalam tema utama berupa cahaya versus kegelapan yang sama kuatnya.
Konsepnya dimulai dengan "I Can't Stop Me" sebagai bagian refreinnya, "I'm surrounded by that spot, spot spotlight/ As it shines on me, I'm swept into the darkness."