Terjemahan dari puisi "Numbness" karya penyair asal Amerika Serikat, Phillip Lopate.
Aku tidak merasakan apa-apa selama berminggu-minggu.
Hanya ada bangun dan berangkat kerja tepat waktu
Aku melakukan apa yang perlu dilakukan, lalu bergegas pulang.
Dan bahkan jalan-jalan utama, bangunan kuno yang menggugah,
Gagal menghibur diriku, Dan pertarungan di antara kedua
Pasangan di lantai atas hanyalah suara keras.
Tak satu pun menyentuh sanubariku, kecuali sebagai gangguan,
Dan meski aku tahu aku bisa berhenti
Dan nikmati jika aku mau
Rangkaian kegembiraan dan kerumunan
Yang sering berkumpul di depan rumah duka,
Aku menyangkal diriku atas kesenangan yang bisa diandalkan ini,
Tips anti depresi
Aku butuh waktu lama untuk mempelajarinya,
Mereka sekarang usang karena terlalu sering digunakan, seperti arena bowling dalam jiwaku.
Dan rekaman tertentu yang tidak dapat didengar orang
Sambil tersenyum, Aku menolak untuk mendengarkan
Untuk mengetahui seperti apa jadinya
Melenyapkan antusiasme dalam diriku,
Dan untuk belajar menghormati kekosonganku,
Ketidakpedulianku, diriku di titik nol.
Lebih dari keinginan untuk memanjakan mati rasa, Aku ingin bebas dari risakan untuk menjadi perasa,
Untuk peduli, untuk bersimpati.
Aku merasa ketakutan mengakui bahwa diriku tidak berperasaan.
Sejak ayah memanggilku 'ikan yang dingin,'
Dan kupikir Dia mungkin benar, pada usia sembilan tahun
Sejak itu ku berlari ke sana kemari meyakinkan semua orang
Sungguh Aku orang yang penuh gairah dan simpatik.
Aku akan mengatakan tidak ada puisi yang bisa datang
Dari kurangnya antusiasme; namun berapa banyak dari hidupku,
Dari hidup seseorang, dihabiskan dalam perasaan netral?
Ekonomi akan perasaan menuntut hadirnya mati rasa.
Intensitas cinta dan kesedihan yang langka itu
Menjadi lebih murah saat Anda membanjirinya dengan antusiasme,
Sebuah keaktifan profesional yang semakin menipis.
Harus ada puisi untuk keadaan lain itu.
Ketika aku benar-benar tidak merasakan apa-apa, pasti ada
Cara yang menarik untuk menulis tentangnya.
Ada benua mati rasa untuk ditemukan jika Aku bisa memiliki kesabaran atau keberanian.
Tapi seandainya mati rasa hanyalah kekecewaan yang terselubung?
Tabir untuk suatu amarah?
Maka tak ada hak untuk memperhatikan
Dalam dan dari diriku sendiri, dan orang lain akan mendorong,
Dorong, ke sumber masalah yang sebenarnya--- Yang artinya, kembali ke melodrama.
Apakah keadaan netral menutupi ketidakbahagiaan,
Atau apakah Aku membuat diriku tidak sabar dan tidak bahagia.
Untuk menghindari sifat dasarku, yang pasif dan rendah hati?
Dan jika Aku tahu jawabannya,
Apakah Aku akan membuat perbedaan dalam hidup Aku?
Pada dasarnya Aku merasakan sesuatu yang keras kepala seperti gunung es,
Semacam kesedihan atau rasa sakit berkepanjangan, yang mendorongku menulis ini.
Dari buku At the End of the Day: Selected Poems and an Introductory Essay.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H