Bagaimana media internasional memberitakan pertandingan catur GothamChess dan Dewa_Kipas.
Artikel asli yang ditulis Cecilia D'Anastasio untuk publikasi WIRED dapat anda baca di sini.
Pada 2 Maret, Levy Rozman, dengan sweter merah muda dan kacamata bundar, menyiarkan pertandingan Chess.com-nya ke 12.000 penonton melalui Twitch.
"Baiklah, sosok ini sepertinya curang," ucapnya tanpa jeda, sambil mengklik ikon profil lawannya, Dewa_Kipas.
Levy Rozman, seorang master catur internasional, menelusuri profil itu sebelum mengungkapkan ketidakpercayaannya. Lawannya meraup hampir seribu poin dalam rentang kurang dari sebulan dengan ELO 2.300 berbanding 2.431 yang dimiliki oleh Rozman.
Profilnya juga tidak cocok dengan pencapaian setinggi itu dengan ketiadaan identitas berupa gelar "master FIDE" maupun "master nasional". Belakangan, Rozman mengetahui Dewa_Kipas, atau "fan god", adalah pensiunan yang tinggal di Indonesia.
Percakapan Twitch juga ikut ramai melihat profil Dewa_Kipas: "LMAOOOO," "CHEATER." Rozman merespon balik, "Mari kita lihat apakah kita bisa membuktikan sesuatu dari pertandingan ini."
Rozman telah bermain di turnamen catur sejak dia berusia tujuh tahun. Pada 2011, ia meraih status Master Nasional, dan pada 2018, Master Internasional. Sekarang 25, dia dikenal tidak hanya di sirkuit catur; seperti pemain top lainnya, dia telah mengembangkan banyak pengikut di Twitch, di YouTube, dan di Twitter dengan nama panggung GothamChess.
Catur tingkat tinggi telah mengalami ledakan daring yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pandemi. Rata-rata 895 orang menonton permainan catur di Twitch pada 1 Maret 2020; setahun kemudian penonton kumulatif itu bertambah menjadi 21.491.
Bagi permainan berusia 1.500 tahun ini, asumsi dasar bahwa setiap jagoan catur online juga merupakan pemain yang telah diketahui profilnya --- baik melalui peringkat Federasi Catur Internasional (akronim: FIDE) atau media sosial. Tak akan ada pemain yang tidak diketahui datang bertandingan dan menjatuhkan raja catur begitu saja, bukan?