Peninjauan ulang atas status Aprilia Manganang lalu ditolak oleh SINGSOC sebagai komite pelaksana SEA Games 2015. Komite mengambil keputusan tersebut berdasarkan setelah melakukan review dokumentasi yang diajukan oleh kontingen Indonesia yang menyatakan bahwa Aprilia telah memenuhi aturan untuk dapat membela timnas.
Keputuan ini cukup disambut oleh segenap anggota timnas voli Indonesia saat itu, terutama Aprilia Manganang.
 "(tuduhan dari kontingen Filipina) itu menyakiti harga diri saya, tetapi saya paham orang mengambil asumsi berdasarkan penampilan dan sikap saya. Saya telah menjalani pemeriksaan gender berkali-kali baik dalam karir saya sebelumnya sebagai pelari cepat dan sekarang bola voli dan saya tidak takut diuji lagi. Saya siap (untuk tes jenis kelamin). Saya juga tidak merasa salah - apapun yang saya miliki merupakan pemberian Yang Maha Kuasa," ujar Manganang.
Rasa frustrasi yang dialami Aprilia Manganang ditambah hujatan penonton yang memadati tempat pertandingan Filipina dan Indonesia pada 10 Juni 2015 jadi bahan bakar untuk meraih kemenangan. Indonesia meraih skor set 3-0 atas Filipina yang lalu menjadi bagian dari perjalanan mereka meraih medali perunggu di Singapura.
Perjalanan timnas dan Aprilia Manganang terus berlanjut dengan peningkatan raihan berupa medali perak di SEA Games 2017 di Malaysia. Di ajang Asian Games 1 tahun kemudian, atlit kelahiran Tahuna berhasil menghantarkan Indonesia mencapai perempatfinal (peringkat 7) ajang olahraga terbesar seluruh Asia sebelum bertekuk lutut atas Korea Selatan.
Prestasi di timnas melengkapi capaian Aprilia yang sudah meraih empat gelar Proliga sebelum kemudian memutuskan pensiun pada 2020 untuk fokus kepada karir sebagai anggota militer.
Apa yang sedang dialami Aprilia Manganang saat ini akan menimbulkan reaksi berantai. Pertanyaan apakah prestasi Aprilia memang pertanyaan yang pantas muncul mengingat preseden atas feminitas seorang atlit telah sering muncul dan tenggelam.
Namun patut dicamkan bahwa apa pun kebenaran tentang Aprilia Santini Manganang, orang tidak boleh lupa bahwa pada suatu waktu, dia telah berkorban menganugerahkan kejayaan kepada negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H