Lebaran baru saja lewat di mana saat menjelang Hari Raya Idul Fitri banyak orang berbelanja pakaian. Kendati demikian, soal beli pakaian tetap dilakukan walaupun lebaran telah lewat. Dan pakaian bekas tetap menjadi pilihan.
Bagi mereka yang jeli akan fenomena ini, bisnis thrifting bisa dilakoni untuk mencari untung dan sebagai sumber penghasilan.
Tidak berbeda dengan penulis yang melihat peluang bisnis barang bekas termasuk pakaian bekas.
Awalnya penulis hanya iseng jualan pakaian bekas milik pribadi. Saat membersihkan kloset pakaian, penulis menemukan beberapa pakaian yang sudah tidak muat alias kekecilan.
Maklum saat memakai pakaian tersebut, penulis masih belia haha. Lalu, penulis mengumpulkan pakaian bekas yang sudah tidak bisa dipakai yaitu baju, celana, dan jaket. Merek pakaian tidak terlalu wah, cukup berasal dari toko pakaian yang berada di mal.
Penulis mengecek kualitas pakaian apakah ada bercak, lubang, kancing atau ritsleting yang copot. Jika ada dan memungkinkan untuk diperbaiki maka akan penulis lakukan. Jika tidak, mereka akan berakhir di tempat sampah.
Untungnya semuanya masih dalam kondisi layak pakai. Mungkin kelayakan nilainya adalah 8-9 dari maksimum 10 (sempurna).
Penulis mengelompokkan pakaian yang sejenis dan bisa dijual per grup yang berjenis sama. Misalkan ada tiga jenis pakaian polo, maka itulah yang dijual sebagai satu bundel.
Belum lagi celana pendek dan jeans, setidaknya ada beberapa yang sejenis. Namun, karena celana khususnya jeans lebih mahal daripada baju maka penulis menjual mereka satu persatu.