Quiet Quitting menjadi suatu topik yang sangat hangat diperbincangkan dan ditulis oleh sebagian besar Kompasianer belakangan ini. Artikel Quiet Quitting sangat menarik untuk dibaca dan di sana ada beberapa informasi manfaat yang diperoleh. Tetapi sayangnya Quiet Quitting dimaknai secara keliru belakangan ini.
Quiet Quitting jika diartikan secara terpisah dari bahasa Inggris ke Indonesia, bisa dari Quiet yang artinya "diam". Sedangkan Quitting artinya adalah "berhenti".
Jadi secara rasional, kita mengartikan Quiet Quitting menjadi "Diam-diam untuk berhenti". Berhenti untuk apa? Di sini merujuk pada suatu pekerjaan atau pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Di sinilah Quiet Quitting yang sedang ramai diperbincangkan adalah bagaimana cara (suatu rencana) berhenti dari suatu pekerjaan secara diam-diam.
Namun makna Quiet Quitting sebenarnya bukanlah suatu rencana atau bagaimana cara untuk berhenti dalam suatu pekerjaan.
Quiet Quitting dalam arti yang sebenarnya adalah "suatu cara atau perbuatan untuk mengatur".  Di mana para pekerja hanya bekerja dalam waktu  yang sudah ditentukan.
Dan tentu saja pada masa itu, para pekerja hanya semata-mata bekerja sesuai dengan apa yang harus dikerjakan dan menyangkut pekerjaan itu sendiri (jobdesc). Tidak lebih dan tidak kurang.
Secara filosofi atau filsafat, Quiet Quitting tidak berhubungan sama sekali dengan berhenti dari suatu pekerjaan. Melainkan lebih kepada melakukan persis dengan apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan itu.
Arti Quite Quitting belakangan ini yang bias menjadi berhenti dalam suatu pekerjaan secara berencana terkenal mulai dari video TikTok dari username @zaidlepplin yang mengatakan "Work is not your life".
Nah sekarang kita sedikit tahu tentang arti sebenarnya dari Quiet Quitting. Lalu apakah ada manfaat dari Quiet Quitting dalam arti yang sesungguhnya?