Barusan menerima pesan elektronik dari admin Kompasiana beberapa hari yang lalu tentang menulis di topik pilihan. Topik pilihan ini bertema Tradisi Iduladha Di Luar Negeri. Tema yang sangat menarik dan banyak mengundang para penulis kompasiana untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing.
Tema ini mengingatkan saya tentang pengalaman silam yang sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Tahun itu adalah 2003 pada saat saya masih bekerja di Subway Restaurant yang berlokasi di Chamblee, Georgia, USA.
Subway Restaurant di negara Amerika Serikat merupakan suatu bisnis waralaba. Perusahaan ini memiliki produk, merek, sistem pemasaran dan sistem pengolahan tersendiri.
Ini merupakan kesempatan bagi siapa saja yang ingin terjun dalam bisnis restoran berskala kecil sampai menengah. Mereka membuka peluang bagi siapa saja yang ingin bergabung melalui ketentuan yang sudah ada.
Lantas saat itu bos saya yang berasal dari negara Bangladesh membawa investasi mereka di dalam usaha waralaba ini.
Mereka adalah sepasang suami istri dan memiliki dua anak kecil. Mereka memeluk agama Islam dan rerata para pekerja mereka berasal dari Bangladesh.
Di sana ada Nayan, panggilan akrab yang sudah dikenal banyak orang. Khususnya kawan dekat dan para pekerja di sana.
Dia bekerja sebagai manajer restoran tersebut, mengemban tugas penting bagi bos kami. Dia memberikan training bagi para calon pekerja bagaimana melayani pelanggan, membuat sandwich, bersih-bersih, memotong sayuran dan berhadapan dengan pembayaran dari pelanggan.
Ternyata beliau pernah tinggal di Malaysia beberapa tahun sehingga dia lumayan fasih berbahasa Melayu. Ini memudahkan komunikasi antara kami.
Singkat cerita saya sudah menguasai semua pekerjaan di sana dan mendapat kepercayaan untuk memberi pelatihan untuk karyawan baru.
Saat itu ada seorang gadis yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas baca SMA atau SMU. Saya selalu memberikan pelatihan dan pengarahan bagaimana untuk melayani pelanggan, membuat sandwich dan urusan bayar-membayar dari pelanggan.