Kisah ini tentang seorang gadis belia di Thailand bernama Kasira. Dia senang sekali dalam waktu senggangnya untuk berada di bandar udara Suvarnabhumi berlokasi di provinsi Samut Prakan, Thailand.Â
Yang membuat dia menyukai berada di bandar udara bukan karena ingin terbang. Bukan juga untuk menjemput atau mengantar orang. Bahkan tidak  untuk belanja di toko suvenir atau makan dan minum di kafe.
Tetapi disana dia mengamati hiruk pikuk orang yang bepergian keluar kota atau keluar negeri.
Beberapa juga datang untuk menjemput dan mengantar orang yang dikasihi. Apakah itu adalah kekasih, suami atau istri, orang tua, anak, teman dan relasi.
Dia mengamati orang-orang dengan melihat raut wajah, emosi dan perasaan mereka. Ada yang tertawa bahagia dan malahan ada yang menangis, apakah menangis sedih atau gembira.
Mungkin kita berpikir mengapa dia menghabiskan waktu yang lama berada disana.
Ternyata dia sedang belajar untuk memahami kehidupan tentang bersama dan berpisah dengan orang yang dicintai.
Bagi yang menanti orang yang dicintai untuk hadir bersama, maka ada kebahagiaan disana. Ketika bertemu akan ada sukacita, tawa ria dan pelukan bersama yang kadang disertai tangisan bahagia.
Sedangkan bagi mereka yang berpisah dengan orang yang dicintai adalah suatu penderitaan. Mereka terlihat menitik airmata, kecewa, sedih, termenung dan menangis tersedu-sedu.
Disinilah kita bisa memetik pesan yang terjadi di bandar udara. Bukan untuk terbang naik pesawat tetapi untuk memahami kehidupan.
Itulah pelajaran yang diperoleh oleh Kasira dan untuk kita semua.