Tak dapat dipungkiri bahwa kerendahan hati sejatinya adalah salah satu sikap utama yang wajib dimiliki dalam diri seseorang menuju gerbang keberhasilan, dari keberhasilan yang satu kepada keberhasilan yang lainnya.
Di antara derasnya arus persaingan era modern saat ini yang menawarkan berbagai metode pengembangan diri paling teruji demi suatu pencapaian yang disebut-sebut sebagai kesuksesan agaknya kerendahan hati yang adalah salah satu kunci paling utama menuju kemenangan demi kemenangan yang haikiki kini mulai luput dari perhatian. Ketakutan untuk dianggap lemah dan tak berdaya, ketakutan untuk diabaikan dan tidak dipandang menjadi bagian dari persaingan hidup yang tidak sehat.
Saya menganalogikan kerendahan hati sesungguhnya sebagaimana deretan anak tangga menuju ke atas kepada tingkatan yang lebih tinggi. Paradoks yang terjadi di dalam kerendahan hati adalah bukan berarti kata rendah menyatakan bahwa kita sedang berada di bawah atau pada titik lemah, sebaliknya kerendahan hati sesungguhnya adalah titian sekaligus muara kepada suatu keberhasilan. Sikap rendah hati berarti menanggalkan keakuan diri dan memberi penghormatan bagi orang lain. Sikap rendah hati berarti menanggalkan egoisme dan memberi tempat bagi orang lain. Menyatakan bahwa dirinya bukanlah yang utama walaupun telah mencapai segalanya, menyatakan penghargaan tulus pada diri orang lain, mengakui kelebihan diri orang lain dan menyadari adanya keterbatasan pada dirinya. Sikap rendah hati berarti pula memiliki segalanya tetapi tetap berbagi, memiliki semuanya tetapi tetap melihat ke bawah. Memiliki kerendahan hati berarti memiliki sikap hati yang apa adanya, jujur dan tidak menipu diri sendiri.
Kerendahan hati dapat dipupuk sejak dini di antaranya dengan belajar memberikan penghargaan yang tulus kepada orang lain, mengakui kelebihan yang ada pada diri orang lain dan bersikap apa adanya, belajar untuk hidup sederhana, menjaga tutur kata dan sikap yang menjatuhkan orang lain, mengenal orang lain dari segala lapisan dan golongan.
Persaingan dalam aktualisasi diri yang instan tanpa disadari akan menciptakan generasi modern yang egois, apatis namun memiliki segala sesuatunya. Adalah sifat dasar manusia untuk selalu dihargai, dikagumi dan dihormati. Semakin tinggi pencapaian seseorang maka secara naluriah semakin tinggi pula keinginannya untuk dikagumi, dihargai dan dihormati, dan bila rambu-rambu kerendahan hati mulai diabaikan maka sesungguhnya kita sedang menuruni anak tangga untuk turun ke bawah bahkan pada kejatuhan. Sebelum terlambat, alangkah lebih baik jika kita dapat menata sikap dan hati kita tetap dalam kerendahan hati karena kerendahan hati adalah anak tangga untuk menuju ke atas.
“True humility is not thinking less of yourself; it is thinking of yourself less.” - C.S. Lewis - (England's great writter)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H