Mohon tunggu...
William Soumokil
William Soumokil Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Sosial | Interfaith Community

Anak Bangsa I Pecinta Kopi Hitam I Penikmat Film I Penyuka Buku I Tertarik pada Sejarah,Sastra dan Budaya I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

The Lovely Bones, Kisah Sedih Korban Mutilasi

26 September 2016   12:25 Diperbarui: 26 September 2016   12:52 1748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusrasi foto : (elantrodelosvampirosyotrosmonstruos.blogspot.co.id)

Alice Sebold begitu memberi pesan mendalam serta hancur hati yang tak terlukiskan dalam novel karyanya yang berjudul ‘The Lovely Bones’ ketika keluarga Salmon harus menghadapi kenyataan bahwa putri manis kesayangan mereka, Susie Salmon (14), diperkosa dengan keji dan dimutilasi tanpa diketahui kembali potongan-potongan tubuhnya secara utuh. 

Konon begitu mendalamnya kepedihan yang dirasakan dalam kisah ‘The Lovely Bones’ sempat membuat sang Sutradara kondang Hollywood, Peter Jackson, yang pernah meracik film-film fenomenal setenar trilogy ‘The Lord of The Ring’ dan ‘King Kong’ sampai meneteskan air matanya saat membaca novel karangan Sebold yang mendapatkan banyak pujian tersebut. Hal ini pula lalu mendorong Peter Jackson untuk menyutradarai film ‘The Lovely Bones’ yang diangkat dari novel Sebold dengan judul yang sama.

Klimaks ‘The Lovely Bones’ bermula pada suatu sore ketika Susie Salmon (Saorice Ronan), mengambil keputusan untuk berjalan kaki seusai sekolah menyusuri kebun jagung yang terletak antara rumah keluarga Salmon dengan sekolah tempat Susie belajar. Langkah-langkah kecil Susie kemudian terhenti oleh George Harvey (36) (Stanley Tucci) tetangga sebelah rumah keluarga Salmon yang menghadang Susie dengan senyuman ramah di tengah ladang jagung tersebut. Bermodal iming-iming untuk memperlihatkan kepada Susie hasil karyanya berupa permainan anak-anak, Harvey lantas membujuk Susie untuk masuk ke dalam bunker ‘maut’ buatannya tersebut. Menerima bujuk rayu Harvey, Susie Salmon mengikuti Harvey berjalan masuk ke dalam bunker bawah tanahnya itu dan malangnya di sana Susie tidak pernah kembali ke dunia lagi untuk selama-lamanya.

George Harvey (Stanley Tucci) : (foto: pinterest.com)
George Harvey (Stanley Tucci) : (foto: pinterest.com)
Dalam bunker buatan Harvey tersebut Susie yang lugu dan manis diperkosa dengan keji lalu dimutilasi oleh Harvey kemudian jasadnya disimpan di dalam brankas besi. Untuk menghilangkan jejak, Harvey lalu membuang brankas berisi potongan-potongan tubuh Susie Salmon di tempat pembuangan sampah. 

Kisah berlanjut dalam balutan emosi mendalam di antara dua alam ketika Susie Salmon dalam perjalanannya menuju surga mengetahui bahwa ia tak akan pernah kembali lagi ke dunia bersama keluarga yang dikasihinya lagi sementara di dunia ayah Susie yang frustrasi berusaha sekuat tenaga untuk menemukan kembali putri kesayangannya. Ikatan batin antara ayah dan anak mengantarkan Jack (Mark Wahlberg) kepada firasat kuat bahwa putrinya yang manis itu telah tiada. 

Fakta kematian Susie Salmon kemudian terungkap saat ditemukannya sepotong lengan Susie dalam pencarian. Bukti-bukti pembunuhan Susie Salmon berusaha keras diungkap pula oleh saudara perempuan Susie, Lindsey (Rose Mclver), yang mencurigai George Harvey pria ‘dingin’ yang tinggal bersebelahan dengan keluarga Salmon adalah pelaku pembunuh Susi. Lindsey yang dikuasai keinginan kuat untuk membuktikan keterlibatan Harvey pada kematian Susie lalu membobol rumah Harvey tak lama ketika Harvey meninggalkan rumahnya. Bukti kuat lalu didapati Lindsey dalam rumah Harvey setelah membongkar lantai papan kamar Harvey yang mengarah pada George Harvey lah yang tak lain adalah sang pembunuh berdarah dingin yang berlindung di balik senyuman ramahnya selama ini. 

Jack (Mark Wahlberg) berusaha membuktikan keterlibatan Harvey dalam pembunuhan putrinya (foto :usatoday.com)
Jack (Mark Wahlberg) berusaha membuktikan keterlibatan Harvey dalam pembunuhan putrinya (foto :usatoday.com)
Kesan dramatis dan haru ‘The Lovely Bones’ begitu kental dan menyayat hati terlihat dalam cuplikan-cuplikan keterikatan batin antara Jack dan Susie Salmon tanpa mengetahui di mana keberadaan putrinya tersebut, yang ada hanyalah firasat mendalam bahwa putrinya telah tiada. Pesan-pesan tersirat dan kuat, suara-suara yang terdengar dari dalam batin yang membangunkan seorang ayah pada tengah malam dan mengagetkannya di manapun berada ketika Susie seakan ingin mengirimkan pesan tersirat pada ayahnya bahwa ia telah pergi untuk selamanya. 

Sayangnya keadaan Jack yang rapuh dan kegalauan atas kehilangan putri kesayangannya malah mengantarkan Jack pada keretakan rumah tangganya. Keluarga Salmon yang begitu terpukul berusaha untuk kembali pada kehidupan normal mereka. Penyelidikan telah dilakukan dan Susie Salmon diketahui tewas dengan cara dimutilasi. George Harvey terus menghilangkan jejaknya dengan membuang brankas berisi tulang belulang Susi pada jurang pembuangan sampah.

Ilusrasi foto : (elantrodelosvampirosyotrosmonstruos.blogspot.co.id)
Ilusrasi foto : (elantrodelosvampirosyotrosmonstruos.blogspot.co.id)
Di surga, Susie Salmon yang telah pergi menemukan kedamaian bersama beberapa teman yang ditemuinya sedang berada di tempat yang sama. Mereka adalah para korban lain dari George Harvey yang berkumpul dan bermain dalam taman firdaus yang damai. 

Sisi menarik dalam film ini tak lain adalah suguhan dramatis yang terpantik dari alur cerita kepergian Susie Salmon dengan cara yang menyedihkan serta kegalauan sang ayah dalam menyingkap tabir kematian putrinya. Akting ‘dingin’ dan psychopathic Stanley Tucci pula tak diragukan lagi dalam menghadirkan peran antagonis yang sempurna.

Di sisi lain ‘The Lovely Bones’ agaknya menjadi sedikit rumit dilihat dari alur perjalanan dua alam Susie Salmon yang dipenuhi fantasi tak biasa layaknya dalam kisah ‘dunia lain’ yang sulit untuk dinalar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun