Pada tahun 2045, Indonesia dijadwalkan merayakan usia kemerdekaannya yang ke-100 dengan harapan besar untuk mencapai status negara maju, atau dikenal sebagai "Indonesia Emas." Namun, tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini menunjukkan bahwa pencapaian tersebut mungkin sulit terwujud. Salah satu alasan utama adalah terjebaknya Indonesia dalam middle income trap atau jebakan pendapatan menengah.
Middle income trap adalah fenomena di mana negara yang telah mencapai level pendapatan menengah mengalami kesulitan untuk melanjutkan pertumbuhan ekonominya hingga mencapai status negara berpendapatan tinggi. Indonesia masih bergantung pada ekspor komoditas seperti minyak kelapa sawit dan batu bara, yang membuat ekonominya rentan terhadap fluktuasi harga global. Ketergantungan pada sektor-sektor ini menghambat diversifikasi ekonomi yang diperlukan untuk pergeseran ke sektor dengan nilai tambah lebih tinggi.
Selain itu, produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara maju. Hal ini terkait erat dengan masalah kualitas pendidikan dan keterampilan yang belum sepenuhnya memenuhi tuntutan pasar kerja modern. Pendidikan yang tidak memadai berkontribusi pada ketidakmampuan tenaga kerja untuk bersaing secara efektif dalam ekonomi global yang semakin kompetitif.
Masalah infrastruktur di Indonesia sangat kritis. Investasi yang terbatas dalam sektor transportasi, energi, dan teknologi menghambat efisiensi ekonomi dan mengurangi daya tarik investasi terutama di luar Pulau Jawa. Selain itu, ketimpangan sosial dan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin memperburuk ketidaksetaraan, yang menghambat pertumbuhan ekonomi inklusif.
Dalam rangka menghindari jebakan ini dan mencapai target Indonesia Emas, Indonesia perlu melakukan reformasi mendalam. Diversifikasi ekonomi harus menjadi prioritas utama untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas. Peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, serta investasi yang lebih besar dalam infrastruktur, juga sangat penting. Kebijakan yang mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi akan membantu menciptakan pertumbuhan yang lebih merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H