Mohon tunggu...
Ndhy Rezha
Ndhy Rezha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemula

Social Argument , better thing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lawakan dan Kekerasan di Televisi

22 Februari 2014   22:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lawak , tentu adalah sesuatu yang menyenangkan sebab dapat melahirkan tawa dan canda yang menyegarkan hati dan pikiran. Dunia lawak di Indonesia mungkin adalah bagian dari industri hiburan paling komprehensif sebab dari zaman – ke zaman dunia lawak kita telah banyak menyumbang nama-nama besar yang menjadi ikon lawak yang patut diapresiasi.

Perkembangan industri hiburan kini telah berkembang pesat tidak terkecuali dunia lawak yang termaksud di dalamnya. Perkembangan dunia lawak pada masa ini kerap dijadikan acuan dalam perkembangan industri hiburan. Lawak kerap hadir di berbagai item hiburan di negara ini . Hal itu membuat lawak menjadi item paling menonjol sekaligus aset hiburan paling menjual. Namun progresifitas dunia lawak seolah keluar dari entitasnya. Lawak bukan lagi menyajikan kelucuan tetapi juga terdapat unsur kekerasan di dalamnya.

Masih jelas di ingatan kita tentang Olga Syahputera yang beberapa kali dilaporkan ke pihak berwajib karena dianggap melakukan pelecehan dalam lawakannya ke beberapa pihak. Namun kasus Olga hanyalah secuil dari berbagai kekerasan yang nampak di dunia lawak masa kini. Beberapa kekerasan verbal maupun fisik kini menjadi cara ampuh para penggelut dunia lawak untuk membuat penyimak terhibur. Kekerasan dianggap wajar ketika lelucon masuk sebagai esensi dari apa yang ditampilkan.

Melanie Ricardo dan Soimah contohnya , kedua wanita ini adalah icon dunia lawak Indonesia tetapi tak jarang menampilkan kekerasan dalam setiap lawakan mereka. Dalam salah satu acara di salah satu televisi swasta beberapa saat lalu , Melanie dan Gracia indri yang saat itu memandu sebuah acara lawak memanggil salah satu penonton di studio untuk naik ke atas panggung. Penonton yang telah berumur sekitar 50-60 an itu kemudian menjadi bulan-bulanan lawakan Melanie dan Gracia indri bahkan Gracia yang bisa dikatakan baru dalam dunia lawak sempat memutar-mutar kepala penonton tersebut sambil di barengi tawaan host lainnya.

Hal yang berbeda dilakukan Soimah ketika wawancara dengan salah satu stasiun televisi sempat meneriaki rekannya yang membuat kegaduhan dengan teriakan ‘Anjing’ hal ini langsung disensor namun gerakan bibir soimah sangat jelas meneriakan orang tersebut dengan sebutan Anjing . Pada dasarnya teriakan tersebut hanyalah lawakan semata yang juga diikuti tawa dari pihak yang diteriaki oleh Soimah tetapi tentu tidak dengan para penyimak lainnya.

Dalam acara OVJ pula terdapat berbagai macam kekerasan. Saya sangat menyukai OVJ tetapi sangat tidak adil bila saya tidak menyebut OVJ sebagai lawak yang mengandung unsur kekerasan padahal terdapat banyak kekerasan di sana . Beberapa kekerasan itu sangat jelas , dari kekerasan verbal berupa kata-kata kasar ataupun kekerasan fisik berupa hantaman dan adegan jatuh dan dorong mendorong ke arah properti yang terbuat dari gabus. Dalam setiap adegan kekerasan fisik tersebut selalu ada peringatan yang berbunyi Properti terbuat dari bahan yang tidak berbahaya namun esensi dari pesan yang ditangkap penonton bukan masalah properti yang tidak berbahaya sebab properti-properti tersebut hanyalah pelengkap semata tetapi adegan yang ditampilkan jelas mengandung unsur kekerasan yang tidak patut dipertontonkan.

Lawak dan kekerasan kini menjadi dua hal yang tidak terpisahkan . Saling hina menghina dengan cara kasar bahkan kadang melewati batas etika dan moral menjadi bagian penting dalam dunia lawak masa kini . Kekerasan dalam dunia lawak kerap dianggap sebagai lelucon semata dan tidak mesti dipermasalahkan , tetapi bila lawak merupakan bagian hiburan paling digemari tentu sisi kekerasan dalam dunia lawak perlu dipertimbangkan. Kekerasan tetap kekerasan meskipun disandingkan dengan lawakan yang bertujuan menghibur namun kekerasan mestinya tidak patut dipertontonkan .

Kekerasan patutnya dihindari meski tujuannya adalah menghibur dan tidak merugikan pihak yang dikasari namun para penyimak tentu dapat memilah mana lawakan dan mana kekerasan.

Mungkin tanpa kekerasan pelawak-pelawak kita tidak akan mampu membuat penonton tertawa .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun