Mohon tunggu...
Garry William
Garry William Mohon Tunggu... -

Hanya ingin menyuarakan suara rakyat!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kuda, Harta dan Ekonomi Kerakyatan Prabowo

2 Juli 2014   22:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:46 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kampanye dari kedua pasangan capres untuk meraih dukungan masyarakat tampaknya akan lebih marak lagi apalagi mengingat masa kampanye tinggal 4 hari lagi. Kedua capres ini sama-sama menawarkan konsep ekonomi kerakyatan, tetapi dengan gaya penyampaian yang berbeda. Kalau diamati, keduanya memiliki gaya kampanye yang sangat berbeda untuk mengambil simpati masyarakat, Jokowi dengan kampanye blusukannya dan Prabowo dengan kampanye politik mewah dan tunggangan kudanya.

Sebenarnya tidak salah masyarakat memilih capres dari image yang terbentuk dari kampanye di depan media dan publik, tetapi masyarakat seharusnya lebih memperhatikan isi visi dan misi masing-masing capres. Kita harus memperhatikan dan mengkaji apakah aksi kampanye para capres-capres kita ini konsisten dengan visi-misi yang selama ini digembar-gemborkan.

Lihat saja kampanye politik nya Prabowo, ia dalam segala kesempatan selalu berbicara mengenai pembangunan ekonomi berbasis rakyat, tapi kata-katanya tidak tercermin oleh kampanye-kampanyenya yang cenderung memiliki image mewah. Jadi, apakah konsep tersebut itu jelas? Tidak. Ekonomi kerakyatan yang digembor-gemborkan oleh Prabowo selama ini seperti hanya sebatas jargon untuk menarik simpati rakyat. Seperti pribahasa “tong kosong nyaring bunyinya”, Prabowo selama ini bisanya hanya berbicara saja. Jargonnya Ekonomi Kerakyatan, tapi kuda tunggangannya import dari Portugal dan seharga Rp 3 milyar per ekor. Apakah tidak ada salah nih? Dan kudanya ga hanya satu loh tapi ada ratusan!!! Bisa dibayangkan berapa uang Prabowo yang habis hanya untuk mengurus kuda-kudanya.

Maksudnya ingin merangkul rakyat, tapi kok aksi Prabowo tidak mencerminkan visi-misi yang selama dijualnya. Walaupun mau menunggang kuda, kenapa tidak memakai kuda lokal? Dan mengapa harus sampai ratusan? Kalau berani berbicara kerakyatan maka Prabowo juga sudah seharusnya memberikan contoh. Tapi, mana contoh itu? Bicaranya nyaring, tapi prakteknya nol besar! Jangan hanya retorika saja dan jangan menjual ekonomi kerakyatan hanya untuk memenuhi ambisi menjadi presiden dong!

Katanya mau menyuarakan hak-hak rakyat kecil, tapi kok ucapannya tidak konsisten dengan tindakannya. Bagaimana bisa mempercayai Prabowo akan tepat janji, memimpin negara dengan ekonomi berbasis rakyat, kalau selama kampanye pemilu saja, dia dengan jiwa kebaratannya tidak pernah mempraktekkan apa yang selama ini ia jual.

Kalau Prabowo benar-benar ingin memberikan bukti nyata bahwa ia akan melaksanakan pembangunan ekonomi berbasis rakyat, jual dong kuda-kudanya yang seharga Rp3 milyar! Bayangkan berapa banyak rakyat miskin yang bisa terbantu perekonomian dari penjualan kuda mahal tersebut. Kalau Prabowo cinta rakyat, kenapa meng-impor kuda-kuda dari Argentina? Bukannya meng-import kuda 3 milyar juga merupakan kebocoran devisa negara?

Maka itu, kita harus lebih jeli lagi dalam mengevaluasi para capres kita. Jangan cuma terlena oleh image atau janji-janji manisnya saat berkampanye. Perhatikan juga apakah selama ini mereka practice what they preach? Jadi jangan pilih pemimpin yang suka mengumbar janji, pilihlah pemimpin yang ucapannya konsisten dengan tindakannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun