Beranda halaman sosial media diramaikan dengan perdebatan siapa yang lebih hebat antara Sir Alex Ferguson (SAF) dan Pep Guardiola (Pep). Potongan perdebatan itu menjangkau pengguna sosial media. Saya pun tertarik untuk ikut mengomentari siapa lebih hebat antara kedua sosok legendaris dunia persepakbolaan.
sepakbola Manchester United (MU). Dari tahun 1986 hingga pensiun pada tahun 2013. Sosok pria berkebangsaan Skotlandia ini terkenal dengan tangan besi nan dingin.
Sir Alex Ferguson menjadi legenda pelatih tim
Karakter itu tidak pelak mengantarkan raihan prestasi bergengsi. Treble winners pun hadir di lemari trofi MU. Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions UEFA. Juga sebanyak 13 gelar Liga Inggris berhasil dikunci sepanjang karir SAF. Daftar ini masih panjang lagi.
Prestasi besar itu tidak lahir dari pengalaman bermain sepakbola SAF. Karir sebagai pemain bola hanya berkutat di tim lokal Skotlandia. Nottingham Forest pernah mengajukan penawaran, tetapi keputusan istri mengurungkan proses negosiasi transfer.
Sepanjang karir tersebut SAF membukukan total 170 gol dalam 317 penampilan. Catatan yang lumayan untuk seorang penyerang yang bermain di tim lokal Skotlandia. Catatan selama berada bersama Glasgow Rangers tidak terhitung sukses. Lebih banyak berada di tim cadangan dan bermain bersama tim junior.
Pengalaman sebagai pemain ternyata berbanding terbalik. SAF sukses menekuk Liverpool. Tim yang mendominasi liga Inggris pada tahun 1986. Dia juga berhasil mengubah suasana tim ruang ganti. Problem ketidakdisplinan pemain yang gemar dengan alkohol menjadi masalah utama MU.
Pep Guardiola punya cerita berbeda dengan SAF. Namanya mulai dikenal di publik sepakbola beberapa dekade belakangan. Saya sendiri tidak mengetahui Pep sebagai pemain gelandang bertahan di Barcelona. Dia akrab sebab menjadi pelatih Barcelona menggantikan sosok Frank Rijkaard.
Pep berhasil mengamankan gelar treble winners untuk Barcelona. Tim Catalan Spanyol itu sebagai tim tersubur dengan 150 gol di semua ajang kompetisi sepakbola dunia. Nyaris tidak ada yang bisa menghentikan mesin Barcelona di tangan Pep. Puncaknya 6 gelar berhasil disikat pada tahun 2009. Dia diantaranya gelar La Liga Spanyol, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Liga Champions UEFA, Piala SuperUEFA, dan Piala Dunia Antarklub FIFA.
Barcelona bersama Pep selama 4 tahun berhasil meraih 14 gelar. Pindah ke Bayern Munchen keran prestasi tetap hadir. Total sudah masuk 7 gelar di lemari piala tim asal Jerman.
Catatan prestasi Pep membuat raja minyak Sheikh Mansour pemilik Manchester City terpincut. Keinginan itu tercapai di tahun 2016. Tidak anyal, 16 gelar berhasil diraih Manchester City di tangan Pep. Dan kemungkinan besar akan terus bertambah. Pep belum memutuskan kapan akan pergi dari tim pengguna jersey biru langit.
Kegemilangan Pep juga tidak jauh berbeda dengan SAF. Bermain sebagai gelandang bertahan. Dia lebih rajin berpindah tim dibandingkan mencetak gol. Ya, tentu saja, torehan gol bukan indikator mutlak seorang pemain bola sebagai prestasi. Nyatanya, sepanjang karirnya tercatat 17 gol dengan 378 penampilan.
Kedua sosok ini berhasil muncul ke permukaan. Dikenal publik sebab prestasi. Masing-masin tumbuh dengan kompetitif, desakan fans, dan rivalitas dengan rivalnya.