Mohon tunggu...
Humaniora

Media Sosial, Baik atau Tidak?

18 April 2017   15:15 Diperbarui: 18 April 2017   15:57 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"There is a difference between expressing your opinion and being rude."

- Anonymous

Media sosial merupakan sebuah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari hidup kita. Melalui media sosial, seseorang dapat menyalurkan pendapatnya, menjalin hubungan baru, membuka usaha baru, dan masih banyak lagi. Namun sadarkah kita bahwa media sosial secara tidak langsung telah membawa beberapa dampak negatif ke dalam hidup kita? Salah satu dari dampak negatif tersebut adalah semakin merjalelanya aksi kekerasan verbal.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa media sosial merupakan sarana yang cocok digunakan untuk mengeluarkan pendapat. Selain mudah di akses, gratis, dan cepat, pendapat seseorang tentu akan lebih diketahui banyak orang apabila di sebar melalui media sosial. Hal ini mungkin nampaknya baik, namun apa yang akan terjadi apabila pendapat yang dikeluarkan justru dikeluarkan dengan tujuan untuk menghancurkan orang lain? Tentu hal ini akan berdampak negatif bagi pihak yang dituju.

Kemampuan kita untuk menjadi seorang anonymousdi media sosial juga tidak membantu menyelesaikan aksi kekerasan verbal yang kerap terjadi di media sosial. Akibat dari kemampuan tersebut, munculah banyak orang  yang dengan sengaja menjelek-jelekan orang lain. Hal ini pada umunya dilakukan agar para pelaku dapat merasa bahwa diri mereka lebih tinggi dibandingkan dari pihak yang menjadi korban.

Secara sadar maupun tidak sadar, kita pasti pernah turut berpartisipasi dalam aksi kekerasan verbal di media sosial. Baik itu melalui postingan kita, chat kita, dsb. Walau hal ini nampaknya umum di masyarakat sekarang, kita harus belajar untuk berani tampil berbeda. Kita harus berani menghentikan kekerasan verbal di media sosial. Kita harus sadar bahwa menyakiti perasaan orang lain melalui media sosial dan digital merupakan sebuah aksi yang hanya dilakukan oleh seorang pengecut.

Oleh karena itu, kita harus dapat membedakan apa itu pendapat dan apa itu kekerasan verbal. Pendapat merupakan sebuah statementyang dikeluarkan berdasarkan fakta yang ada. Biasanya pendapat dikeluarkan untuk membantu orang lain, mengoreksi kesalahan, dan masih banyak lagi. Di lain sisi, ada kekerasan verbal. Kekerasan verbal merupakan sebuah statementyang dikeluarkan menurut asumsi seseorang atau tanpa fakta. Biasanya, kekerasan verbal dikeluarkan untuk menghancurkan orang lain dan lebih banyak dipengaruhi dari perasaan pembuat statement.

Sebagai pengguna-pengguna yang gemar menggunakan media sosial, marilah kita bersama-sama belajar untuk bersikap lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Marilah kita bersama-sama belajar untuk mengeluarkan pendapat dengan cara dan tujuan yang baik dan benar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun