Sosok tokoh Pdt. Lipiyus Biniluk bukanlah tokoh kemarin sore, tetapi kehadiran beliau selama ini sangat berperan besar dalam berbagai rekonsiliasi konflik di Tanah Papua, dan bahkan beliaupun berperan banyak membantu institusi negara di Tanah Papua, sebagai fasilitator gerakan perdamaian.Â
Sejalan dengan sasaran Presiden Jokowi yang ingin memperkuat pembangunan sumber daya manusia, maka Pdt. Lipiyus Biniluk merupakan sosok yang tepat untuk masuk ke jajaran Dewan Pertimbangan Presiden, untuk dapat memberikan masukan yang benar-benar selaras dengan niat baik Presiden Jokowi untuk membangun Tanah Papua, namun harus didukung pula dengan tokoh-tokoh lokal yang dapat membangun "bridge/jembatan" ide, gagasan, aspirasi "yang dapat dicerna" oleh Pemerintah Pusat maupun masyarakat sipil di Tanah Papua (yang berbeda cara pandang).
Presiden Jokowi juga membutuhkan "advice" pengalaman Pdt. Lipiyus Biniluk untuk memastikan transisi sosial yang berkaitan dengan sejumlah warisan konflik dibeberapa tahun terakhir, termasuk yang paling besar dan berdampak adalah operasi militer Nduga. Selain itu, Pusat juga dinilai tidak mampu menangkap pesan penting dari Gubernur Papua yang pada saat itu, mengajukan "opsi" penarikan personil militer dalam operasi Nduga. Yang kemudian terbukti, menciptakan dampak konflik yang terus meluas ke masyarakat sipil "non-combatan" /banyak dari warga sipil yang tewas, dan bahkan korban dari aparat militer pun terus berjatuhan.
Pdt. Lipiyus Biniluk telah banyak membuktikan perannya di Tanah Papua, berkat tangan dingin dan pikirannya yang begitu luas, serta kharisma yang dimilikinya, beliau mampu mencegah banyak konflik di Tanah Papua (menghindari pertumpahan darah yang tidak diperlukan), termasuk diantaranya mencegah terjadinya konflik antar umat beragama beberapa waktu lalu (kasus Jafar umat Thalib di Tanah Papua), dan menjadi sosok penting rekonsiliasi damai konflik Tolikara. Dan bahkan sosok Pdt. Lipiyus Biniluk saat ini juga terus terlibat untuk mendorong perdamaian di wilayah Nduga (beliau mendorong pendekatan non militeristik dan mengedepankan dialog perdamaian yang sejauh ini dapat diterima oleh masyarakat lokal).
Dalam periode Jabatan Watimpres Jokowi di periode kemarin, setidak-tidaknya diisi oleh tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah, tokoh konglomerasi/ekonom, serta tokoh yang berasal dari Jenderal Polisi dan TNI. Melihat tantangan pembangunan yang juga sedang diprioritaskan oleh Presiden Jokowi, mengemukanya isu referendum di Tanah Papua yang disebabkan oleh banyaknya komplikasi "implementasi" kebijakan yang dipandang "overdoses", maka penting rasanya tokoh dari Tanah Papua yang juga mewakili komunitas Kristen diwilayah Timur seperti Pdt. Lipiyus Biniluk yang berpengalaman dalam mempelopori proses perdamaian di Tanah Papua, dapat dipertimbangkan oleh Presiden Jokowi untuk menduduki Jabatan Watimpres di periode kedua mendatang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H