Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siap Menjadi Pelaku Sejarah Merdeka Belajar

26 Maret 2022   16:53 Diperbarui: 26 Maret 2022   16:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Minggu berjalan ini, saya merefleksikan sebagai minggu penuh sejarah. Mengapa tidak? Dalam perjalan hidup saya akan mencatatkan diri sebagai seorang yang pernah mengikuti pendidikan calon guru penggerak. Artinya, saya menjadi bagian dari pelaku sejarah membangun pendidikan di bumi tercinta Indonesia ke arah yang positif. Membangun anak bangsa dengan segala potensi dan kemampuan yang mereka miliki sehingga mampu menampilkan diri dalam konteks dunia global yang tidak kehilangan unsur budaya dan kearifan lokal. Mencintai dan menghormati budaya lokal yang lahir dari daerah setempat menjadi cita-cita supaya murid tidak tergerus perkembangan jaman. Ada rasa bangga dan tentunya tersirat juga tanggung jawab karena jika dinyatakan lulus akan tersemat sebagai Guru Penggerak sampai berakhirnya kehidupan. Nilai-nilai guru penggerak yang telah saya pelajari, dalami dan refleksikan menjadi bagian tidak terlepas dari tanggung jawab di kelas, sekolah dan masyarakat.

Kekuatiran pada awal mengikuti kegiatan guru penggerak tentang pengaturan waktu, akhirnya tidak terjadi dan semua program boleh berjalan dengan baik dan lancar. Saya banyak belajar tentang manajemen waktu. Jika saya menghargai waktu, maka dalam tugas dan kapasitas kerja yang lebih universal saya pasti dapat melakukannya dengan baik. Waktu sangat berpengaruh selama perjalanan saya menapaki modul demi modul, mendalami alur MERRDEKA, dimulai dari diri sendiri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, refleksi termbimbing, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi aksi nyata, refleksi, jurnal dan tugas lainnya.

Sungguh suatu perasaan bahagia ketika materi yang saya dapatkan dapat juga dibagikan kepada rekan guru dan langsung dipraktekkan di ruang kelas dan sekolah. Tidak mudah, banyak tantangan, tetapi syukurlah semua boleh dilewati. Belajar otodidak penggunaan canva, infografis, poster, edit video, macam-macam jurnal refleksi, mentimeter, jamboard nantinya menjadi kerinduan tidak tergantikan selama menjadi calon guru penggerak. Bertatap maya dengan fasilitator dan rekan-rekan CGP di Gmeet menjadi ruang tukar pikiran, berbagi pengalaman, kolaborasi dan belajar bersama. Tatap muka luring ketika lokakarya pengalaman luar biasa yang menjadikan itu semua sebagai bagian dari sejarah. Ditambah lagi dengan pengalaman luring menggunakan masker, antigen, jaga jarak, handsanitizer. Semua ini adalah bagian dari disiplin positif yang akan bermanfaat untuk murid di masa kini dan yang akan datang.

Kunjungan pengajar praktik memantau seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh CGP sangat membantu guru untuk menjadi agen perubahan. Berubah dan menjadi lebih baik lagi. Bukan hanya saat ini, tetapi demi masa depan anak didik kita, murid yang membutuhkan tuntunan jalan, membuat mereka tumbuh subur dari sumber yang profesional dan kompeten. Semua itu demi bangsa Indonesia tercinta, kaya akan budaya lokal dan nilai-nilai karakter maka saya siap menjadi pelaku sejarah dan melihat secara langsung kemajuan bangsa kita di dunia internasional. Bangga dan saya benar-benar bangga.

Tidak sabar untuk terus memulai karya luar biasa ini berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Program yang telah saya buat untuk direalisasikan semuanya demi murid itu sendiri. program dibuat untuk menumbuhkan kepemimpinan murid dan berdampak secara positif untuk murid. Selama ini yang terjadi terbalik yaitu program dibuat oleh guru dan untuk guru. Dalam arti terkadang saya tidak memikirkan apakah murid mampu menerima semua pelajaran sesuai cara belajar mereka? Apakah murid senang dengan materi yang membebani? Tidak menjadikan murid merdeka tetapi malahan membuat murid menjadi sulit mencerna pengetahuan yang diberikan oleh guru. Kini saatnya saya sebagai pelaku sejarah berubah, menciptakan program yang berdampak pada murid dan menumbuhkan kepemimpinan murid, sehingga baik guru maupun murid adalah subjek perubahan. Berubah untuk kemajuan bangsa. Berubah untuk merdeka dalam belajar.

Begitu banyak manfaat yang saya temukan sendiri ketika mengikuti pendidikan sebagai calon guru penggerak. Muaranya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Setiap diri kita punya potensi, pribadi, daerah, masyarakat tercipta dengan segala kemampuan. Kemampuan ini perlu tumbuhkembang dan peranan guru untuk menumbuhkembangkan potensi dan kemampuan berada pada garis depan. Maka, nilai karakter, Profil Pelajar Pancasila, Nilai guru Penggerak harus terpatri dan tertanam dalam diri guru penggerak. Kita harus bersama, bahu membahu, gotong royong, Mapalus dan menciptakan insan pembelajar yang mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai filosofis Ki Hajar Dewantara menjadikan murid bahagia dalam belajar adalah cita-cita yang akan terus saya berikan secara gratis untuk murid.

Akhirnya, sejarah dapat diciptakan oleh masing-masing guru, tinggal bagaimana guru mau menjadi bagian dari sejarah itu sendiri, duduk diam atau menjadi pelaku sejarah. Mari kita menjadi pelaku sejarah, bukan memutarbalikkan sejarah tetapi berubah secara positif untuk menciptakan sejarah pada masa sekarang yang dapat dipetik pada masa yang akan datang.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun