Mohon tunggu...
Willem Nugroho
Willem Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang belajar menulis.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Pembelajaran di Era Pandemi

1 Oktober 2020   17:10 Diperbarui: 1 Oktober 2020   19:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Corona membuat seluruh dunia menjadi frustasi melihat dampak yang ditimbulkan, dan membuat berbagai aktivitas menjadi terbatas dan tidak berjalan secara optimal sebagaimana mestinya. Kondisi ini menjadi tantangan bagi kita semua, serta menuntut kita untuk menjalani pola hidup baru.

Perubahan kondisi secara cepat membuat kebutuhan, dan pola perilaku  masyarakat berubah. Perubahan itu terjadi akibat dari aktivitas dominan masyarakat yang berubah menyesuaikan dengan keaadan yang dalam konteks ini adalah pandemi. Kita dapat membuktikan  secara konkret perubahan tersebut dalam dunia pendidikan. 

Dalam enam bulan terakhir (Maret-September) hampir seluruh jenjang pendidikan baik pendidikan umum, maupun pendidikan tinggi mengubah media pembelajaran dari luring menjadi daring. Kenyataan ini tentu membutuhkan kesanggupan dari berbagai pihak untuk memebiasakan diri dengan media baru. Keharusan mengubah kebiasaan untuk menyikapi situasi memang merupakan yang tidak semudah diucapakan dengan kata-kata, melainkan terdapat berbagai tantangan yang harus dijalani.

Tantangan pada masa pandemi ini harus diselesaikan oleh masing-masing pihak sesuai perannya. Tantangan pertama muncul bagi para peserta didik baik tingkat dasar samapai perguran tinggi. Peseta didik harus dapet menjaga antusiame belajar dengan media yang baru (daring) . 

Mengapa demikian? Karena para didik diajak untuk mampu belajar mandiri tanpa harus mengandalkan interaksi lansung dengan temen-temen sebaya dan juga guru. Hal lain lagi yang menjadi tantangan adalah mengenai kemauan untuk mengasah kemampuan dalam memahami pelajaran, maupun mata kuliah yang diterangkan oleh guru maupun dosen dengan sarana terbatas, dan menerjemakan dengan bahasa sendiri dengan tepat dan cermat tanpa bertatap muka.

Tantangan lain datang bagi para orangtua. Jika pada umumnya orangtua hanya berperan sebagai pihak motivator dan pembimbing anak dalam menjalani dinamika belajar, kini orangtua harus terlibat langsung dalam dinamika belajar anak atau dapat dikatakan menjadi guru bagi anak. 

Keterlibatan ini bisa dicontohkan dengan membantu mengerjakan tugas dari guru, maupun memberi penjelasan materi pelajaran yang seharusnya dilakuakan di sekolah. Hal ini biasa terjadi pada orangtau yang memiliki anak dalam jenjang sekolah dasar hingga menginjak sekolah menengah pertama. 

Dalam menjalani peran baru ini orangtua harus membiasakan diri dengan cepat terutama mengenai penguasaan akan teknologi. Proses pembiasaan inilah yang menjadi tantangan besar bagi para orangtua yang mungkin sebagian besar masih belum mengenal teknologi dimasa menuntut ilmu dulu. Para orangtua dipaksa untuk mengenal teknologi seperti Zoom, Google Meet, dan sejenisnya agar tetap update dan relevan dengan kondisi.

Para tenaga pendidik juga memiliki tantangan dalam menyikapi pendidikan pada  masa pademi seperti sekarang ini. Tantangan tersebut berupa menyajian metode pembelajaran yang afektif sekaligus menarik bagi para peserta didik meskipun ditengah keterbatasan. 

Penyajian pembelagaran bisa diganti melalui video, kuis, dan sejenisnya. Metode belajar menjadi penting karena penyajian proses belajar yang efektif dan menarik dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami materi yang diberikan guru maupun dosen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun