Hari Kamis kemarin (27/10), Sukmawati Soekarnoputri, Ketua Umum PNI Marhaenisme, melaporkan Imam Besar Habib Rizieq ke Bareskrim Polri. Laporan tersebut terkait penghinaan terhadap Pancasila yang dilakukan oleh Rizieq.
Dalam pernyataannya Muhammad Rizieq Shihab atau yang dipanggil Habib Rizieq menyebut "Pancasila Sukarno ketuhanan ada di pantat sedangkan Pancasila piagam Jakarta Ketuhanan ada di kepala."
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung nilai-nilai dasar negara ini. Untuk kaum nasionalis, Pancasila punya makna yang sangat berarti. Bila Habib Rizieq merasa terhina saat Al-Quran ‘dihina’, mengapa ia merasa berhak menghina Pancasila?
Menanggapi kasus ini, pihak penegak hukum dihadapkan kepada sebuah kebuntuan. Bila Habib Rizieq ditangkap, apakah hal tersebut dapat meredam demo akbar yang akan datang?
Batal demo atau justru massa FPI akan semakin ganas di ‘aksi damai’ 4 November nanti?
Demo akbar 4 November yang direncanakan FPI memang mengundang banyak spekulasi dan pertanyaan. Rencana menjatuhkan Ahok telah merembet menjadi isu makar terhadap Jokowi. Memang ada indikasi serangan ke arah RI 1 bila ditelusuri lewat ucapan Tengku Zulkarnaen dalam sebuah video yang viral lewat Twitter.
Baca: Jokowi Jadi Target Demo Akbar FPI 4 November
Bagaimana ide tersebut bisa berkembang? Ada spekulasi terlibatnya Prabowo dan Koalisi Merah Putih (KMP) di dalam serangkaian demo FPI. Keberadaan Habiburokhman dan Amien Rais menjadi dasar dugaan ada arahan yang datang dari lawan tanding Jokowi di Pilpres 2014 silam.
Baca: Prabowo Dalangi Demo Berantai FPI?
Demo akbar berdasar isu SARA seperti itu memang mudah sekali dijadikan alat politik. Apalagi mendekati eventbesar demokrasi, Pilkada 2017. Menghindari perguliran wacana aspirasi menjadi keadaan anarkis, ada baiknya kita waspadai kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa menimpa tanah Ibukota. Jangan sampai kedamaian dan kebersamaan kita dirusak atas nama kepentingan politik fana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H