Mohon tunggu...
Willem Martinus
Willem Martinus Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jakarta Siaga Kanker Serviks

29 November 2016   11:22 Diperbarui: 29 November 2016   11:48 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari kankerserviks.com

Hari-hari ini mulai tumbuh kesadaran dan kepedulian terhadap pencegahan kanker, hal ini bukan tanpa alasan, berdasarkan data  WHO, tiap tahunnya ada 8000 perempuan Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks atau kanker leher rahim. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kasus kanker di Indonesia terjadi sebanyak lebih kurang 330.000 orang dengan kasus terbesar adalah kanker serviks atau kanker leher rahim. Diperkirakan 26 wanita meninggal setiap harinya karena penyakit berbahaya ini.

Di Jakarta, ada sebanyak 5.919 perempuan yang meninggal akibat kanker serviks rahim. Tentu bukan angka yang sedikit, apalagi jika tidak ada kepedulian dan kesadaran untuk menanggulangi masalah ini, pasti akan lebih banyak lagi nyawa perempuan hilang tanpa sempat mendapat pertolongan. Atas dasar kepedulian dan sebagai bentuk perjuangan melawan kanker laher rahim ini, Ibu Iriana Jokowi secara aktif menciptakan sebuah  Gerakan Pencegahan Dini Kanker pada Perempuan. Seturut dengan program itu,  pemerintahan DKI meluncurkan paket kebijakan  untuk memberi subsidi pada vaksin pencegahan kanker leher rahim.

Biaya pengobatan kanker ini, menjadi biaya penanggulangan penyakit paling tinggi, hingga mencapai 1 triliun rupiah. Oleh karena itu harus ada satu gerakan menurunkan angka kematian akibat kanker. Hal itu dapat dilakukan dengan cara pencegahan dini, agar pasien resiko kanker leher rahim berkurang, serta pendeteksian dini, sehingga pasien-pasien yang datang belum dalam keadaan stadium lanjut. Sadar akan mahalnya biaya vaksin dan pengobatan kanker leher rahim ini, Kementerian Kesehatan bersama pemerintah DKI akan bersinergi untuk melawan kanker serviks ini,  menyusun program subsidi agar vaksin ini dapat menjangkau para warga yang berpenghasilan minimum.

Menurut Ahok , dibutuhkan sekitar 750.000 rupiah sebagai ongkos paling murah untuk sekali vaksin, jelas ini akan memberatkan para warga dengan penghasilan minimum. Dibutuhkan bantuan pemerintah melalui Kementrian Kesehatan untuk menekan harga vaksin, Pemprov DKI digandeng untuk dapat merealisasikan hal tersebut. 

DKI Jakarta memiliki anggaran yang cukup besar dalam hal jaminan kesehatan, oleh karena itu dijadikan partner kerjasama oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah Kanker. Karena DKI Jakarta punya anggaran cukup besar, maka DKI Jakarta dianggap mampu memberikan vaksinasi pencegahan kanker serviks, ucap Djarot. Nantinya, program ini diharapkan akan mengakomodir agar vaksin dapat diakses secara mudah oleh warga dengan upah minimum.

Program subsidi vaksin ini adalah bentuk kepedulian pemerintah DKI terhadap keselamatan perempuan, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap penyakit dengan resiko tertinggi sebagai perenggut nyawa.  Hal ini juga sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap  warga dengan penghasilan minimum, bahwa mereka tetap dapat jaminan untuk dapat secara mudah dan mendapat akses kesehatan, terutama menyangkut vaksin kanker leher rahim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun