Seorang teman saya mengatakan bahwa tahun 2011 sepertinya tahun yang tidak baik. Tahun penuh kesialan. Dia punya alasan tersendiri ketika mengatakan demikian. Bulan kedua dalam tahun ini, ia mengalami peristiwa yang kurang baik. Menurutnya, semenjak meninggalnya Adjie Massaid, makin banyak peristiwa tak mengenakkan yang terjadi, khususnya seputar lingkungan kehidupan si teman saya ini. Mendengar dia berkata demikian, saya berpikir, “Em, apa hubungannya meninggalnya si Adjie dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi setelahnya? Ah, tak ada hubungannya”, demikian piker saya.
Namun, apa yang dikatakan oleh teman saya ini, bercermin pada pengalaman saya hingga hari pada saat saya menuliskan tulisan ini, tampaknya ada sedikit benarnya. Soalnya, (kebetulan) setelah kematian si Adjie, beberapa hari kemudian saya juga di-sms oleh seorang teman dekat saya mengenai kepergian salah seorang anggota keluarganya. Tak lama berselang, seorang teman dekat saya yang lain memberitakan kabar yang serupa. Salah seorang anggota keluarganya juga sudah pergi. Dan, secara pribadi, dalam dua bulan terakhir saya memang mengalami kegagalan dalam beberapa rencana saya. Ujung-ujungnya, saya sedikit berkesimpulan yang sama. Untuk sementara dan sesaat.
Setelah merenung-renung apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi atas hidup saya dan orang-orang di sekitar saya dalam tahun ini, saya mengambil sebuah kesimpulan. Apa yang terjadi dalam hidup ini ada yang bisa kita pilih, tentukan, dan kontrol, tetapi ada juga yang tidak. Ada saat-saat dan peristiwa-peristiwa yang berlangsung di luar kehendak dan rancangan kita. Bahwa masa depan bolehlah kita tentukan dan pilihkan bagi diri kita sendiri, namun Sang Kuasa jua yang akan memilih manakah yang terbaik buat para ciptaan-Nya. Selaku manusia ciptaan yang ringkih, seyogianya kita berikan yang terbaik buat diri sendiri dan lingkungan sekitar, selagi kita bisa. Jadi, ketimbang memikir-mikirkan bahwa tahun 2011 adalah tahun yang tak baik, adalah lebih baik kalau saya mengisinya dengan apa yang terbaik dari saya dan semampu saya. Lagi pula, kita bisa mengatakan sesuatu itu baik atau buruk kalau kita sudah berada di akhir, bukan masih di awal atau sedang menjalaninya. Maka, saya tak mau cepat-cepat berkesimpulan tentang tahun ini, apakah baik atau buruk – apalagi memutlakkan kesimpulan saya itu – karena masih terlalu awal. Dan, saya bergumam dalam hati, bukankah semua detik, menit, jam, hari, tahun adalah rahmat dari Sang Kuasa? Jadi, syukuri, jalani, dan lakukan yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H