Mohon tunggu...
Willem Hans Wakim
Willem Hans Wakim Mohon Tunggu... -

nguli

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kubangan Nista

16 Februari 2011   18:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingin menangis

Tapi tak tahu

Mengapa

Dan untuk siapa

Tapi

Sebenarnya

Kuingin menangisi

Hidup yang membuncah dengan beban dan nista ini

Ku tak ada pegangan

Dan sandaran

Menjadi batu alas tidurku

Tuk menaruhkan semuanya

Untuk sedikit terenyuh dalam ketenangan sesaat

Sandaranku

Dia

Yang kepada-Nya ku berharap

Kini kutinggalkan

Ketika kubangan nista mengelilingi

Bahkan membenamiku

Tapi

Kadang ku dalam ketidaksadaran yang khilaf

Bermain-main dalam kubangan itu

Sekalipun ku tetap mampu keluar darinya

Ia mengisap raga

Terperosok

Kian dalam

Hanya tangan menggapai

Mencari pertolongan dari Atas

Ah

Ampunilah hamba

Tuhan…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun