Mohon tunggu...
Willem Hans Wakim
Willem Hans Wakim Mohon Tunggu... -

nguli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman

14 Februari 2011   06:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang punya pengalaman dalam hidupnya, entahkah pengalaman buruk atau baik. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah bagian yang inheren dengan pelaku yang mengalaminya. Tak ada manusia yang dapat menghapus semua pengalaman hidupnya. Ketika ada seseorang yang berusaha menghapus sebuah jejak kenangan dari memori atau ingatannya, yang ada hanyalah pengingatan kembali pada kenangan itu. Oleh sebab itu, adalah usaha yang sia-sia apabila ada seseorang yang berusaha untuk menghapus jejak-jejak kenangan dalam ingatannya.

Lalu, bagaimana kita bersikap dan menghidupi kenangan-kenangan yang kita miliki? Pertama, sebaiknya kita jangan pernah berusaha untuk menghapus sebuah kenangan, sekalipun kenangan itu sangat pahit dan traumatis. Biarkan kenangan itu menghidupi hari-hari hidup kita. Biarkan kenangan itu mewarnai dan memberi cita rasa tertentu dalam hidup kita. Biarkan pengalaman itu membuat hidup kita lebih berirama dan dinamis. Sekali lagi, usaha untuk menghapus sebuah kenangan adalah usaha yang hanya membuat kita capek dan terbeban sendiri. Kedua, bersyukur dan memaafkan. Kita bersyukur untuk pengalaman-pengalaman yang kita alami, terutama kenangan-kenangan yang indah. Sementara untuk kenangan-kenangan yang pahit yang pernah kita enyam, berusahalah untuk mengampuni orang-orang yang pernah menorehkan dan menyebabkan pengalaman pahit itu. Adalah berat untuk mengampuni mereka yang pernah membawa kepahitan dalam hidup kita. Namun, kita tentu tak ingin membebani diri kita terus-menerus dengan kepahitan itu, bukan? Maka, segeralah bebaskan diri dari semua itu. Ampunilah orang-orang yang pernah melukai kita tersebut. Berdamailah dengan situasi-situasi dan kelemahan-kelemahan kita sendiri yang pernah membuat kita berada dalam keterpurukan pada masa lalu. Yang perlu kita ingat, idealnya kita mesti bersyukur dalam segala situasi: pahit atau manis. Ketiga, jadikan pengalaman sebagai guru. Dengan begitu, hidup kita makin diperkaya dan kita kian bijak dalam menanggapi seluruh persoalan hidup yang kita jumpai tiap hari.

Selamat berpengalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun