Tahun 1930, Indonesia (saat itu Hindia-Belanda) terbagi atas tiga organisasi sepakbola, yaitu NIVU (Nederlands Indies Voetbal Unie, dimiliki Hindia-Belanda), HNVB (Hwa Nan Voetbal Bond, dimiliki orang Tionghoa), dan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia, dimiliki orang Pribumi). Setiap organisasi memiliki liga sendiri dari yang tertinggi hingga terendah. Namun, hanya PSSI-lah yang dicintai di negara Hindia-Belanda. PSSI dibentuk oleh mantan revolusi sekaligus Pahlawan Revolusi, Ir. Soeratin S. PSSI mengadakan pertandingan internasional pertama melawan Jepang. Alhasil, PSSI menang telak 7-1 diatas Jepang. Tahun 1937, FIFA menyelenggarakan Piala Dunia FIFA 1938 di Perancis. Semua partisipan dari setiap benua sudah menyediakan perwakilannya. Kecuali Asia. Di Asia, banyak juga negara yang berminat ikut. Negara yang berminat ikut adalah Australia, Tiongkok, Jepang, Selandia Baru, Filipina dan juga Hindia-Belanda, namun semua negara mengundurkan diri kecuali Hindia-Belanda. Sebelumnya, NIVU dan PSSI mengadakan Persetujuan "Gentleman's Agreement" yang juga isinya PSSI yang membawa perwakilan Timnasnya ke Piala Dunia 1938. Namun, NIVU melanggarnya. NIVU malah bersikeras untuk mewakili timnya ke Piala Dunia 1938. Dan hasilnya, NIVU yang mengirim wakilnya ke Piala Dunia 1938. Akhirnya, Tim Nasional Hindia-Belanda kalah oleh Hungaria 6-0 di Reims, Perancis.
Tahun 1945, Indonesia merdeka. PSSI pun juga mulai membenahi diri. Tim Nasional sepakbola Indonesia ikut ke ajang-ajang Asia Tenggara hingga Dunia seperti King's Cup di Thailand, Tiger's Cup, Olimpiade Melbourne 1956, lolos kualifikasi grup Piala Dunia 1958 (namun tidak ikut karena satu grup dengan Israel), dan kualifikasi grup Piala Dunia 1986 (tidak ikut juga karena kalah dari Korea Selatan).Â
Bagaimana dengan PSSI sekarang? Apakah PSSI era sekarang selalu optimis jika ikut pertandingan di Asia Tenggara, Asia dan kualifikasi Dunia? Sudahkan anda lihat perbedaan drastis Ranking FIFA antara bulan Desember 1998 dengan Juni 2015? Bagaimana perasaan anda saat Tim Nasional sepakbola kita dibabat Bahrain 10-0 saat kualifikasi Piala Dunia 2014? Sudahkan anda puas bahwa Indonesia memiliki 250/270 juta jiwa akan tetapi Prestasi sepakbola negara kita begitu-begitu saja?!Â
Sebenarnya, gampang caranya agar prestasi sepakbola naik "drastis". Hanya pembentukan/peremajaa program Pembinaan Usia Muda Pria dan Wanita, pengenalan dan pelatihan lebih Tim Nasional Sepakbola Wanita, Wanita U-20, Wanita U-17, Futsal, Futsal Wanita, Sepakbola Pantai, klub untuk Wanita (ex: Persipura Wanita, Persib Wanita, Barito Putera Wanita, dll), liga atau kompetisi profesional bertingkat bagi wanita, Pembenahan Asosiasi Provinsi serta ada liga terendah hingga tertinggi di dalam AsProv tersebut, pelatihan lebih-lebih lagi untuk Timnas Senior dan Junior Pria lalu mengadakan Pertandingan persahabatan dengan Raksasa Asia dan Eropa juga Amerika, peremajaan Stadion-stadion di seluruh NKRI, pembenahan website pssi.org, TRANSPARANSI keuangan PSSI, pelatihan bagi wasit dan asisten wasit juga berstandar FIFA.
Cara Kementerian Pemuda dan Olahraga membekukan PSSI adalah untuk kebaikan Persepakbolaan Republik Indonesia. Pak Imam sangat mengerti akan kondisi ini meskipun kalian yang membaca ini agak sedikit kesal dengan Pak Imam. Maka dari itu ia membekukan PSSI untuk kebaikan bersama. Supaya saat Menpora mencairkan PSSI Desember 2015 nanti, wajah baru PSSI yang positif akan muncul. Ingat dulu Menteri Olahraga Maladi pernah bermimpi Indonesia masuk 10 Besar Dunia saat kita Raksasa Asia dulu.Â
Saya dan kalian semua pastilah menggelorakan Tim Nasional kita saat melawan Negara lain. Ayo terus dukung Sepakbola Indonesia! Ubah Tata Kelola Sepakbola Indonesia! Tuhan memberkati Sepakbola Negara kita.
#KitaBerjaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H