Seperti yang kita ketahui bahwa kian banyak kasus korupsi di Indonesia saat ini. Meskipun Indonesia memiliki seorang presiden yang bermartabat tinggi serta memiliki profesionalitas yang sangat bagus tetapi tetap saja masih banyak kasus korupsi di Indonesia, khususnya di Jawa.
Kurangnya profesionalitas dan rasa empati mereka terhadap rakyat lah yang menyebabkan banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Meskipun kasus korupsi mereka telah diusut pun masih ada kasus penyogokan agar mereka bebas dari jerat hukum. Inilah kondisi Indonesia saat ini dalam bidang politiknya. Pak Jokowi yang telah meregenerasi anggota-anggota pemerintah pun masih ada juga anggota yang dipilih Pak Jokowi yang korupsi. Mereka hanya takut untuk melakukan korupsi saat mereka diawasi saja, sekali pengawasan lengah lanjutlah tindakan korupsi mereka tanpa ada sedikitpun rasa empati pada rakyat.Â
Setelah ada tindakan pemerintah yang menarik uang rakyat, "pemerintah" pun juga memberikan uang pada rakyat. Pemerintah yang saya maksud adalah calon-calon anggota pemerintah dari partai-partai tertentu. Biasanya mereka menebar uang dalam amplop sebelum ada pemilu. Siapa yang tidak senang jika diberi uang hanya untuk bayaran agar mereka memilih calon dari partai? Pasti banyak sekali rakyat yang tergiur untuk menerima uang tersebut. Malahan rakyat yang menerima membandingkan uang yang diberi itu dengan orang lain dan jika kurang maka akan golput ( tida memilih ).
Beginilah masyarakat Indonesia sekarang. Untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik, kita tidak perlu komisi-komisi dari pemerintah yang menegakkan keadilan. Yang menegakkan keadilan saja tidak semuanya pun jujur dan bersih. Maka untuk mengubah Indonesia sendiri kita harus mulai dari diri kita sendiri dari pemikiran masyarakat Indonesia sendiri bukan hanya yang di Pulau Jawa saja tetapi untuk seluruh penduduk Indonesia. Mari kita ciptakan Indonesia yang lebih bebas korupsi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI