Mohon tunggu...
wiliya
wiliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

kepribadian: murah hati dan tidak suka mengganggu orang/ pelajaran yang disukai: Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini ilmiah: pemikiran K.H. Abdurahman Wahid dalam perspektif Islam

21 Desember 2024   10:08 Diperbarui: 21 Desember 2024   10:08 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

---

Opini Ilmiah: Pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid dalam Perspektif Ilmu Kalam

Pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid merupakan salah satu kontribusi besar dalam pengembangan ilmu kalam di Indonesia. Sebagai ulama sekaligus intelektual, K.H. Abdurrahman Wahid berhasil menyandingkan tradisi keilmuan Islam klasik dengan realitas sosial modern. Dengan pandangannya yang progresif, ia memberikan warna baru pada diskursus teologis dan menjadikan ilmu kalam lebih relevan dengan kebutuhan umat di era kontemporer.

K.H. Abdurrahman Wahid memandang ilmu kalam sebagai instrumen penting untuk mengintegrasikan akal dan wahyu. Dalam tradisi Asy’ariyah, akal sering ditempatkan sebagai subordinat terhadap wahyu, namun K.H. Abdurrahman Wahid memperluas pandangan ini dengan menegaskan bahwa akal dapat menjadi sarana untuk memahami wahyu secara lebih mendalam. Pemikiran ini mencerminkan sikapnya yang inklusif terhadap ilmu pengetahuan, di mana nilai-nilai Islam mampu berdialog dengan realitas modern. Pandangan ini relevan dalam konteks globalisasi, ketika umat Islam dihadapkan pada tantangan untuk menjawab persoalan-persoalan baru.

Kritik K.H. Abdurrahman Wahid terhadap pendekatan tradisional ilmu kalam juga menjadi salah satu kontribusi paling signifikan. Ia menilai bahwa pendekatan yang dogmatis kurang memberikan ruang untuk dialog kritis dan interpretasi baru. Menurut K.H. Abdurrahman Wahid, ilmu kalam tidak seharusnya hanya membahas doktrin teologis secara statis, tetapi juga mampu menjawab tantangan sosial dan politik yang terus berkembang. Ia menekankan pentingnya pembaruan ilmu kalam agar lebih terbuka terhadap keberagaman pandangan. Kritiknya ini telah menginspirasi banyak pemikir Islam untuk mereformasi ilmu kalam sehingga lebih kontekstual dan relevan.

Pluralisme menjadi tema sentral dalam pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid. Ia meyakini bahwa ilmu kalam memiliki peran penting dalam menciptakan harmoni di tengah keberagaman. Pandangan ini sangat relevan bagi masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural. Menurut K.H. Abdurrahman Wahid, ilmu kalam tidak hanya membahas hubungan antara manusia dan Tuhan, tetapi juga hubungan antarmanusia. Oleh karena itu, ilmu kalam harus mampu menanamkan nilai-nilai toleransi, keadilan, dan persaudaraan. Dengan mengarahkan ilmu kalam ke arah yang lebih inklusif, K.H. Abdurrahman Wahid berupaya menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin yang sejati.

Selain itu, K.H. Abdurrahman Wahid menegaskan bahwa ilmu kalam tidak boleh hanya menjadi wacana akademis yang elitis. Ia harus mampu memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan praktis yang dihadapi umat, seperti isu demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. K.H. Abdurrahman Wahid percaya bahwa nilai-nilai teologis yang dikembangkan dalam ilmu kalam dapat diterapkan secara nyata untuk memperbaiki kualitas kehidupan umat. Dengan demikian, ilmu kalam tidak hanya berbicara tentang teori-teori abstrak, tetapi juga menawarkan jawaban bagi tantangan kehidupan modern.

Salah satu sumbangsih utama K.H. Abdurrahman Wahid adalah upayanya untuk memperbarui ilmu kalam melalui pendekatan multidisiplin. Ia mendorong keterlibatan ilmu-ilmu lain, seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi, untuk memperkaya perspektif dalam ilmu kalam. Pendekatan ini memungkinkan ilmu kalam terus berkembang dan tetap relevan dengan dinamika zaman. Melalui dialog antardisiplin, K.H. Abdurrahman Wahid meyakini bahwa ilmu kalam akan mampu menjawab kebutuhan umat yang semakin kompleks.

Keseluruhan pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid tentang ilmu kalam menunjukkan keberanian untuk mendobrak batasan-batasan tradisional tanpa meninggalkan akar keislaman. Ia menekankan pentingnya integrasi akal dan wahyu, pluralisme, serta kontekstualitas. Dengan pendekatan ini, K.H. Abdurrahman Wahid memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan ilmu kalam yang inklusif, humanis, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat modern.

Dengan segala upaya dan gagasan progresifnya, K.H. Abdurrahman Wahid telah membuktikan bahwa Islam dapat menjadi agama yang dinamis, relevan, dan responsif terhadap perkembangan zaman. Pemikirannya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus mengembangkan ilmu kalam yang mampu menjawab tantangan global, tanpa melupakan nilai-nilai universal yang diusung oleh Islam.

Saya menyampaikan permohonan maaf jika terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam menyampaikan opini ini. Segala kritik dan saran akan sangat saya hargai untuk lebih baik dalam penyampaian di kedepannya nanti . Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun